Masyarakat di kota ini hasilkan 60 ton sampah per hari

id Masyarakat di kota ini hasilkan 60 ton sampah per hari,Dinas lingkungan hidup,Sanggul lumban gaol,Sampit,Kotim,Depo sampah

Masyarakat di kota ini hasilkan 60 ton sampah per hari

Seorang warga Sampit membuang sampah di pinggir jalan, beberapa waktu lalu. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Produksi sampah rumah tangga masyarakat di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, mencapai 60 ton dalam sehari dan cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk setempat.

"Jumlah itu belum termasuk sampah yang dibakar maupun dibuang ke sungai oleh warga. Kalau ditotal, mungkin bisa berkisar 70 sampai 75 ton per hari," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kotawaringin Timur, H Sanggul Lumban Gaol di Sampit, Senin.

Sampit adalah Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur yang wilayahnya meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang.

Masyarakat di dua kecamatan inilah yang setiap hari menghasilkan sampah rata-rata hingga 60 ton per hari.

Selain membuang sampah, tempat pembuangan sampah yang sudah disediakan, tidak sedikit yang membuang sampah secara sembarangan di pinggir sungai.

Meski setiap hari petugas kebersihan menyisir sampah-sampah di pinggir jalan hingga terkumpul sampai dua truk, tiap hari tetap saja banyak warga yang membuang sampah sembarangan.

"Kesadaran masyarakat kita (Sampit) menjaga kebersihan masih rendah. Ini yang harus diubah dan untuk mengubah itu memang memerlukan waktu. Kami sudah memasang papan imbauan, tapi tetap saja tidak digubris," kata Sanggul.

Solusi yang saat ini akan diterapkan adalah membangun depo sampah untuk mendekatkan masyarakat dengan tempat pembuangan sampah.

Selain wadah pengumpulan, depo juga menjadi tempat pemilahan sampah sehingga akan membawa manfaat positif lainnya.

Ada tiga depo sampah yang dibangun pada 2018, yakni di kawasan pasar samping eks kantor Dinas Perdagangan, samping eks Plasa Sampit dan perempatan Jalan HM Arsyad-Pelita. Semua berada di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang karena merupakan kawasan pusat kota.

Sanggul menjelaskan, bagian belakang depo sampah akan dilengkapi taman kecil untuk tempat bermain, pepohonan dan fasilitas internet gratis. Sehingga depo sampah tidak menimbulkan kesan jorok, malah menjadi tempat yang nyaman untuk bersantai.

"Rencana pembangunan depo sudah lama kami sosialisasikan, tetapi setelah pembangunan ternyata ada datang surat keberatan beberapa warga. Makanya besok kami rapat mengundang masyarakat untuk menjelaskan konsep depo itu. Saya takutnya yang keberatan itu ditunggangi orang," katanya.

Pembangunan tiga depo sampah diharapkan rampung pada 2018 sehingga bisa difungsikan pada awal 2019. Perencanaan pengelolaan sampah harus dibuat untuk jangka panjang karena volume sampah akan terus meningkat seiring terus bertambahnya pula jumlah penduduk Sampit.