Harga komoditas pangan di Kalteng terkendali

id bps kalteng,kalimantan tengah,hanif yahya, Bambang Supriono, kabid Statistik Distribusi BPS Kalteng,kepala bps kalteng,kalteng

Harga komoditas pangan di Kalteng terkendali

Kepala BPS Kalteng Hanif Yahya (kiri) disampingi kabid Statistik Distribusi Bambang Supriono saat memaparkan perkembangan IHK Kalteng pada September 2018, di Palangka Raya, Senin (1/10/18). (Foto BPS Kalteng)

Selama September 2018, komponen kebijakan harga bergejolak atau volatile foods berperan sebagai instrumen reduktif terhadap penurunan indeks harga di Sampit 1,37 persen dan di Palangka Raya 0,13 persen
Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Harga komoditas pangan di Provinsi Kalimantan Tengah selama September 2018 terkendali, sehingga berpengaruh kuat terhadap tingkat deflasi di dua Kota yang jadi acuan Badan Pusat Statistik mengukur perkembangan indeks harga konsumen (IHK).

Kepala BPS Kalteng Hanif Yahya saat press rilis di Palangka Raya, Senin, mengatakan bahwa IHK provinsi ini untuk bulan September 2018 deflasi 0,02 persen. Deflasi tersebut merupakan gabungan dari IHK Kota Palangka Raya yang mengalami inflasi 0,02 persen, dan Sampit deflasi 0,10 persen.

"Komponen harga bergejolak atau volatile foods (harga komoditas pangan), memiliki pengaruh kuat terhadap tingkat deflasi di Sampit sebesar 1,37 persen) dan potensi deflasi di Palangka Raya berkisar 0,13 persen," ucap Hanif.

Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,02 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 130,16 pada Agustus 2018 menjadi 130,19 di September 2018. Inflasi itu didominasi oeh kenaikan indeks harga pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,56 persen, serta kesehatan 0,18 persen.

Sedangkan di Sampit terjadi deflasi 0,10 persen atau mengalami penurunan indeks harga dari 137,19 pada Agustus 2018 menjadi 137,5 di September 2018, Deflasi itu terutama dipengaruhi merosotnya indeks harga kelompok bahan makanan sekitar 1,06 persen, serta pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,12 persen.

"Selama September 2018, komponen kebijakan harga bergejolak atau volatile foods berperan sebagai instrumen reduktif terhadap penurunan indeks harga di Sampit 1,37 persen dan di Palangka Raya 0,13 persen," beber Hanif.

Sedangkan komponen inflasi inti atau core inflation memiliki pengaruh lebih kuat terhadap kenaikan indeks harga di Sampit 0,33 persen dibandingkan Palangka Raya yang hanya 0,20 persen.

Dia mengatakan, untuk komponen harga diatur pemerintah atau administered prices, masih memiliki daya ungkit terhadap kenaikan indeks harga di Sampit 0,09 persen. Sebaliknya, relatif tidak memiliki pengaruh terhadap kenaikan harga level eceran di Palangka Raya.

"Pola fluktuasi harga level eceran di Kota Palangka Raya dan Sampit, relatif melandai selama tiga bulan terakhir. Penurunan harga pasca lonjakan selama hari raya, mengindikasikan telah menuju ke kondisi harga normal," kata Hanif.

IHK Kalteng pada September 2018 mengalami deflasi 0,02 persen, diikuti laju inflasi tahun kalender 3,12 persen, dan inflasi tahun ke tahun 3,72 persen.