Dua kecamatan terisolasi di Kotim mulai dibangun jalan

id Dua kecamatan terisolasi di Kotim mulai dibangun jalan,Machmoer,Dinas pekerjaan umum dan penataan ruang,PUPR,Sampit,Jalan,Terisolasi,Seranau,Pulau Han

Dua kecamatan terisolasi di Kotim mulai dibangun jalan

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kotim, H Machmoer. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah memastikan pembangunan jalan untuk membuka akses dua kecamatan yang terisolasi tetap dilaksanakan sesuai rencana awal.

"Pembangunannya dibiayai dengan sistem multi years (tahun jamak) selama tiga tahun. Lahannya sudah tidak ada masalah lagi dan tahapan saat ini baru lelang dan segera dilaksanakan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Timur, H Machmoer di Sampit, Senin.

Dua kecamatan yang terisolasi jalan darat itu adalah Seranau dan Pulau Hanaut. Kecamatan Seranau hanya terpisah Sungai Mentaya dengan lebar sekitar 520 meter dari pusat Kota Sampit, sedangkan Pulau Hanaut berada di muara atau kawasan pesisir.

Keterisolasian tersebut membuat pembangunan dua kecamatan tersebut lebih lambat dibanding kecamatan lainnya. Angkutan barang dan jasa harus menggunakan transportasi sungai sehingga menyebabkan biaya tinggi yang berimbas pada tingginya harga kebutuhan.

Untuk membuka keterisolasian itu, pemerintah daerah berencana membangun jalan dari Jembatan Cempaga Desa Cempaka Mulia Timur melintasi Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut hingga ke batas Pegatan Kabupaten Katingan. Namun bertahun-tahun rencana itu tidak bisa dilaksanakan karena terkendala beberapa lokasi yang masih berstatus kawasan hutan, padahal anggarannya sudah dialokasikan.

Kegigihan pemerintah daerah memperjuangkan rencana pembangunan jalan itu akhirnya membuahkan hasil. Kendala status kawasannya sudah tuntas sehingga pembangunan bisa dilaksanakan.

Jalan akan dibangun sepanjang 97 kilometer. Untuk menghubungkan sepanjang jalan itu, juga akan dibangun 43 jembatan besar dan kecil.

Pembangunan jalan akan memakan biaya hampir Rp1 triliun yang dibiayai dengan sistem multiyears atau tahun jamak selama tiga tahun hingga 2020 hingga jalan beraspal. Tahun ini merupakan tahap pertama yakni pembangunan jalan sepanjang 31 kilometer hingga Kecamatan Seranau dengan biaya Rp70 miliar.

"Kita sama-sama berdoa mudah-mudahan saja tidak ada kendala lagi. Mudah-mudahan semua berjalan lancar sesuai harapan kita bersama," ujar Machmoer.

Untuk jangka panjang, pemerintah daerah akan mengusulkan agar status ruas jalan tersebut menjadi jalan provinsi karena aksesnya sampai ke batas Kalimantan Selatan. Setelah peningkatan jalan sepanjang 97 kilometer itu selesai, termasuk jembatan dan box culvert, kemudian akan diusulkan menjadi jalan nasional.