Asap kebakaran lahan mulai selimuti Pulang Pisau

id Asap kebakaran lahan mulai selimuti Pulang Pisau,Karhutla,Pulang pisau,Bupati,Edy Pratowo

Asap kebakaran lahan mulai selimuti Pulang Pisau

Bupati Pulang Pisau H Edy Pratowo, Kapolres AKBP Dedy Sumarsono bersama sejumlah pimpinan SOPD meninjau salah satu lokasi karhutla dan melihat dari dekat kesiapan petugas dalam pengangan karhutla. (Foto Bagian Umum Setda Pulang Pisau)

Pulang Pisau (Antara Kalteng) – Kabut asap mulai menyelimuti Ibu Kota Kabupaten Pulang Pisau dan beberapa wilayah kecamatan dalam beberapa hari terakhir sehingga mulai mengganggu aktivitas masyarakat setempat.

Meningkatnya kepekatan asap ini sudah mengganggu kualitas udara. Bahkan, beberapa pengendara yang melintas di Jalan Trans Kalimantan mengaku mulai mengalami perih mata akibat asap.

Bupati Pulang Pisau, H Edy Pratowo mengakui kebakaran hutan dan lahan terjadi di beberapa wilayah di kabupaten itu. Dia berharap masyarakat tidak membakar lahan untuk kepentingan apapun, apalagi selama status Siaga Darurat kebakaran hutan dan lahan yang masih diberlakukan.

“Kami harapkan tidak ada warga yang membakar lahan karena pembakaran yang dilakukan dengan sengaja akan merugikan dan berdampak besar bagi kehidupan masyarakat di daerah setempat,” terang Edy Pratowo di Pulang Pisau, Selasa.

Edy Pratowo yang langsung melihat dari dekat upaya pemadaman kebakaran lahan yang lokasinya berjarak sekitar dua kilometer dari kantor Dinas Perhubungan. Dia datang bersama Kapolres AKBP Dedy Sumarsono, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Usis I Sangkai, Kepala BPBD Salahudin dan Kepala Satpol PP Hans Kenedison.

"Kebakaran banyak terjadi di lokasi lahan tidur. Artinya lokasi awal kebakaran terjadi di lahan-lahan yang tidak diurus oleh pemilik lahan. Bukan di lahan yang ditanami tanaman produktif,” beber Edy Pratowo.

Ia juga berharap pemilik lahan bisa menggarap lahan-lahan tidur. Dengan digarap dan ditamani tanaman produktif, pemilik lahan sudah menunjukkan iktikad berusaha menjaga lahan agar terhindar dari bahaya kebakaran.

Edy Pratowo juga mengingatkan kepada masyarakat tentang dampak parah bencana kabut asap yang terjadi beberapa tahun silam. Jangan sampai bencana kabut asap terulang karena bisa mengganggu kehidupan dan ekonomi masyarakat. Ini menjadi tugas bersama untuk menjaga dan mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan.

Kabut asap, terang Edy Pratowo, bukan saja merugikan bagi kabupaten tempat kebakaran lahan terjadi, tetapi asap juga dapat mengganggu jalur transportasi udara di beberapa bandara karena tertiup oleh angin. Hal itu yang tidak diinginkan terjadi kembali.

“Paling utama adalah kesadaran masyarakat untuk tidak membakar hutan dan lahan dan mengerti dampak bahaya yang ditimbulkan,” kata Edy Pratowo.