Sampit (Antaranews Kalteng) - Bank Indonesia menggandeng swalayan dan perbankan di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, untuk secara bertahap menarik uang lusuh dari peredaran.
"Tugas kasir swalayan, kalau menerima uang lusuh, jangan dipakai uang kembalian lagi. Kalau terkumpul, telepon bank untuk mengambil dan menggantinya dengan uang baru," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Tengah Wuryanto saat sosialisasi di Sampit, Jumat.
Bank Indonesia menggelar sosialisasi dan edukasi, sekaligus penandatanganan nota kesepahaman dengan sejumlah pengelola swalayan dan bank. Acara yang juga diikuti kalangan mahasiswa ini terkait upaya peningkatan kualitas kelayakan uang rupiah, pelayanan penukaran dan penyetoran uang tidak layak edar.
Bank Indonesia menginginkan ingin uang yang beredar adalah uang baru atau kondisinya bagus. Untuk itulah uang lusuh maupun rusak, ditarik secara bertahap dan diganti dengan uang baru.
Ada dua kategori uang yaitu pecahan kecil yang nilainya Rp20.000 ke bawah dan pecahan besar yaitu Rp50.000 dan Rp100.000. Tingkat kelusuhan dikategorikan mulai tingkat 1 yang merupakan uang paling lusuh, sampai tingkat 16 yang merupakan hasil cetak sempurna atau yang baru keluar dari percetakan.
Tingkat kelusuhan uang pecahan kecil yang ditoleransi hanya sampai tingkat 7, sedangkan uang lusuh pecahan besar hanya ditoleransi sampai tingkat 9. Jika lebih rendah dari itu maka uang-uang tersebut harus ditarik dan dimusnahkan.
Bank Indonesia mengajak masyarakat merawat uang. Uang lusuh jangan diedarkan lagi, tetapi bisa dikumpulkan, kemudian ditukar ke bank agar diganti uang baru dengan nilai yang sama.
Untuk melayani perputaran uang di Kalimantan Tengah, Bank Indonesia memiliki tujuh kantor kas titipan yaitu di Sampit, Pangkalan Bun, Muara Teweh, Buntok, Puruk Cahu, Nanga Bulik dan Kapuas. Di Sampit, kas titipan ada di BRI Cabang Sampit yang kemudian diberi kewenangan mewakili Bank Indonesia dalam mengedarkan uang ke bank-bank lain.
Bank wajib menerima uang lusuh yang disetorkan warga, asalkan tingkat kelusuhan dan kerusakannya tidak melebihi batas yang ditetapkan. Masyarakat diminta melapor ke Bank Indonesia jika ada bank yang menolak menerima uang lusuh atau rusak, padahal kondisi uang tersebut masih layak diterima.
"Saya berharap kesepakatan ini jangan cuma di atas kertas. Kalau ada masalah, sampaikan kepada kami supaya dicarikan solusinya sehingga kerja sama ini berjalan," harap Muryanto.
Acara sosialisasi ini disambut antusias peserta. Apalagi panitia mengajarkan peserta tentang cara mengenali uang palsu agar tidak sampai menjadi korban peredaran uang palsu.
Berita Terkait
Berikut makanan camilan untuk melancarkan buang air besar
Kamis, 11 April 2024 13:53 Wib
Sering buang air besar setelah minum kopi, ini alasannya
Minggu, 3 Maret 2024 14:59 Wib
Polisi tangkap seorang perempuan muda buang bayi di tepi sungai Kota Semarang
Sabtu, 9 Desember 2023 14:13 Wib
Pj Bupati Barut minta masyarakat jangan buang sampah di sungai
Kamis, 7 Desember 2023 8:18 Wib
DPRD Palangka Raya ajak masyarakat taati aturan buang sampah
Senin, 18 September 2023 16:52 Wib
Sepasang kekasih buang bayi di Pasar Pagi Cakung berhasil diamankan
Kamis, 20 Juli 2023 16:45 Wib
Sering berkemih di malam hari? Ini penyebabnya
Senin, 10 Juli 2023 17:40 Wib
Cara BAB yang benar bila gunakan toilet duduk menurut dokter
Minggu, 2 Juli 2023 13:48 Wib