Hujan tak kunjung turun, warga Desa Sungai Undang kesulitan air bersih

id kabupaten seruyan,Desa Sungai Undang

Hujan tak kunjung turun, warga Desa Sungai Undang kesulitan air bersih

Ketua RT 12 Desa Sungai Undang, Sutoyo. (Istimewa)

kondisi itu sudah seringkali disampaikan kepada pemerintah, namun belum juga mendapatkan perhatian
Kuala Pembuang (Antaranews Kalteng) - Warga Desa Sungai Undang, tepatnya di kawasan RT 11 dan 12, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, hingga saat ini masih kesulitan air bersih.

Warga biasanya memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, karena jaringan Perusahaan Daerah Air Minum Kuala Pembuang belum masuk ke daerah ini, kata Ketua RT 12 Sutoyo di Kuala Pembuang, Selasa.

"Sumber air di sekitar tempat tinggal kami merupakan air payau karena lokasinya dekat dengan laut, jadi tidak bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga apalagi diminum," ujarnya kepada Antara Kalteng.

Biasanya warga hanya memanfaatkan air hujan, namun pada saat kemarau seperti sekarang mereka pun kesulitan mencari air. Untuk mandi terpaksa menggunakan air payau, namun untuk minum harus membeli air galon ke Kota Kuala Pembuang.

Ia mengatakan, kondisi itu sudah seringkali disampaikan kepada pemerintah, namun belum juga mendapatkan perhatian. Bahkan pihaknya mengusulkan pembuatan sumur bor yang digunakan sebagai sumber air bersih.

"Sayangnya usulan tersebut belum juga dipenuhi, kami selalu dijanjikan pembangunan sumur bor akan dilakukan pada tahun mendatang dan ternyata terus terjadi secara berulang- ulang," terangnya.

Purwanto warga desa lainnya menjelaskan, tidak hanya sumber air bersih, namun pengadaan listrik pun juga menjadi kendala. Hingga saat ini jaringan Perusahaan Listrik Negara belum masuk ke tempat mereka.

"Kami hanya mengandalkan listrik tenaga surya dengan penyimpanan di aki untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Meskipun sudah ada namun kami tetap berharap jaringan listrik masuk, sehingga kebutuhan kami dapat terpenuhi secara optimal," katanya.

Selain itu infrastruktur jalan pun perlu perhatian dari pemerintah, yaitu jalan poros dan jalan produksi menuju permukiman masyarakat kondisinya sulit diakses dan pada musim hujan sangat licin.

Kondisi ini sangat menyulitkan warga, apalagi disana umumnya mata pencarian mereka adalah petambak ikan, sehingga pada saat musim panen cukup sulit mengantarnya kepada pembeli.

"Jalan menuju tempat kami hanya sekitar 100 meter yang disemenisasi, sementara sisanya belum. Kami pun berharap agar keluhan kami dapat segera didengae dan ditindaklanjuti," pungkas Sutoyo.