Penting mengenalkan demokrasi sejak dini kepada pemilih pemula

id Penting mengenalkan demokrasi sejak dini kepada pemilih pemula,Pemilu,Kuala pembuang,Seruyan

Penting mengenalkan demokrasi sejak dini kepada pemilih pemula

Kepala SMA Negeri 1 Kuala Pembuang Tuti Sundari (tengah) bersama para siswa yang menjadi calon ketua dan sekretaris OSIS saat memperlihatkan kertas suara pemilihan, di Kuala Pembuang, Selasa (9/10/2018) lalu. (Foto Antara Kalteng / Muhammad Arif Hidayat)

Kuala Pembuang (Antaranews Kalteng) - Pelajar sebagai calon pemilih pemula, sudah seharusnya dikenalkan tentang demokrasi, khususnya pemilihan umum, sehingga mereka sudah memahami tata cara serta bisa mengambil keputusan dalam menentukan hak politik.

"Sangat penting bagi siswa di Sekolah Menengah Atas untuk tahu bagaimana sistem demokrasi di negara saat ini, sehingga saat mereka dewasa dan memiliki hak pilih tidak akan merasa kebingungan," ujar Kepala SMA Negeri 1 Kuala Pembuang Tuti Sundari, Kamis.

Pelajar SMA sudah pantas dikenalkan tentang pemilu agar mereka benar-benar memahaminya. Apalagi, tidak menutup kemungkinan ada pelajar yang berusia 17 tahun sehingga memenuhi syarat sebagai pemilih dan berhak memberikan hak pilih pada pemilu serentak tahun 2019 nanti.

Sebagai ajang latihan, pihak sekolah menerapkannya dalam pemilihan ketua dan sekretaris Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS. Pesta demokrasi skala kecil di internal sekolah itu dilaksanakan mengadopsi sistem pemilu pada umumnya.

Semua tahapan pemilihan ketua dan sekretaris OSIS pun dilakukan sama seperti pemilu pada umumnya, mulai dari tahap pendaftaran, kampanye, debat antar calon, pemungutan suara hingga penetapan pemenang.

Pemilih yang memiliki hak suara adalah semua warga sekolah, mulai dari siswa, guru dan staf tata usaha. Namun mereka yang ingin mencalonkan dirinya, hanya boleh diikuti siswa kelas X dan XI, sementara siswa kelas XII tidak dapat berpartisipasi karena akan mengikuti ujian dan mengakhiri masa belajarnya di sekolah.

Tuti menjelaskan, adopsi sistem demokrasi negara yang pihaknya lakukan disambut antusias oleh siswa, karena semua tahapan pemilihan diselenggarakan dengan jujur dan adil, sehingga menarik dan menjadi pengalaman baru bagi mereka.

"Bahkan dari tahun ke tahun jumlah siswa yang berpartisipasi sebagai calon ketua dan sekretaris OSIS terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2018 ini ada sebanyak 5 pasang calon yang bersaing agar terpilih," ungkap Tuti.

Banyaknya jumlah calon ketua dan sekretaris yang lebih dari dua pasang, membuktikan pelaksanaan demokrasi di sekolah berjalan dengan baik.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Negeri 1 Kuala Pembuang Ramli menjelaskan, rencananya tahun mendatang penyelenggaraan pemilihan ketua dan sekretaris OSIS akan ditingkatkan, yaitu dengan sistem berbasis online. 

Setiap pemilik hak suara mendapatkan kode nama dan sandi untuk masuk di web yang tersedia. Prosesnya diatur secara teknis menggunakan bilik di PC yang berada di laboratorium komputer, mereka hanya bisa memilih satu nama saja.

"Sekarang sistemnya berbasis kertas, jadi mungkin saja calon yang dipilih lebih dari satu dan membuat suara tidak sah. Sementara metode yang baru, hanya bisa klik satu nama saja dan mencegah hilangnya suara," katanya.

Selain itu melalui sistem baru ini, SMA Negeri 1 Kuala Pembuang yang merupakan sekolah Adiwiyata, juga dapat mengurangi penggunaan kertas.