BPBD Kobar gunakan 1.000 karung pasir tanggulangi abrasi Pantai Keraya

id 1.000 KARUNG PASIR TANGGULANGI ABRASI PANTAI KERAYA,Kotawaringin barat,Kobar,Bupati,Nurhidayah,BPBD

BPBD Kobar gunakan 1.000 karung pasir tanggulangi abrasi Pantai Keraya

Tanggul darurat dari tumpukan karung berisi pasir hasil gotong-royong pemerintah bersama masyarakat untuk mengatasi abrasi yang menggerus jalan di Pantai Keraya. (Foto Antara Kalteng/Koko Sulistyo)

Pangkalan Bun (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) bergerak cepat mengatasi abrasi pantai yang terjadi di Desa Keraya Kecamatan Kumai, Kalimantan Tengah, dengan membuat tanggul darurat menggunakan 1.000 karung berisi pasir.

"Untuk mengatasi agar abrasi tidak memutus badan jalan, kami mengantisipasi dengan memasang kayu bulat dan menumpuk karung pasir di sepanjang jalur abrasi," kata  Kepala Seksi Pencegahan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Barat, Pahrul Laji di Pangkalan Bun, Selasa.

Abrasi nyaris memutus badan jalan yang menjadi akses utama masyarakat desa setempat. Pemasangan 1.000 karung berisi pasir di bagian jalan yang tergerus bertujuan agar jalan tetap bisa fungsional, sambil menunggu penanganan permanen.

Sebanyak 1.000 karung berisi pasir itu mampu menjadikan tanggul darurat sepanjang 100 meter. Selain pasir, karung juga diisi tanah merah agar bobotnya menjadi lebih berat sehingga lebih kuat saat diterpa gelombang.

Puluhan orang dikerahkan untuk membuat tanggul darurat menggunakan geobag atau karung berisi pasir tersebut. Untungnya BPBD dibantu personel Satuan Polisi Pamong Praja dan masyarakat desa setempat.

"Alhamdulillah berkat gotong-royong desa, tanggul ini dapat kami selesaikan, namun tanggul ini sifatnya penanganan sementara saja," kata Pahrul. 

Sementara itu, Bupati Kotawaringin Barat Hj Nurhidayah mengatakan, langkah cepat pemerintah daerah dalam mengatasi abrasi di Pantai Keraya merupakan langkah sementara agar kondisi jalan tidak semakin parah tergerus abrasi.

Nurhidayah mengakui, ruas jalan tersebut memang sudah tidak memungkinkan lagi diperbaiki secara permanen. Untuk selanjutnya, pemerintah daerah berencana membangun jalan di bagian atas yang lokasinya dinilai strategis dan lebih aman.

"Jalan ini semakin lama semakin habis tergerus abrasi. Jadi, sepertinya tidak memungkinkan lagi untuk diperbaiki," kata Nurhidayah.

Untuk mengamankan Pantai Keraya dari abrasi, pemerintah daerah akan  merencanakan membangun pemecah gelombang. Tujuannya agar kekuatan gelombang yang sampai ke bibir pantai tidak lagi menyebabkan abrasi di pantai tersebut.

Upaya lainnya, penanaman mangrove akan ditingkatkan. Selain mengurangi dampak abrasi, hutan mangrove juga untuk mengembalikan ekosistem pantai setempat.
Nurhidayah menegaskan, pemerintah daerah selalu tanggap dengan keluhan masyarakat dan mencarikan solusi jangka pendek maupun jangka panjang.

"Kami harapkan masyarakat dan pemerintah daerah saling bahu-membahu sehingga masyarakat dapat menikmati pembangunan infrastruktur di pesisir Keraya," demikian Nurhidayah.