Uji kompetensi wartawan Kalteng diapresiasi

id Uji kompetensi wartawan Kalteng diapresiasi positif,UKW,Jurnalis,Pers,PWI,Kotim,Sampit

Uji kompetensi wartawan Kalteng diapresiasi

Puluhan peserta UKW X Kalimantan Tengah fokus menyelesaikan tugas masing-masing yang diberikan penguji UKW di Sampit, Sabtu (20/10/2018). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Persatuan Wartawan Indonesia Kalimantan Tengah yang sedang berlangsung di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, diapresi banyak pihak karena dinilai membawa dampak positif yang luas.

"Kami selaku mitra, tentu sangat mendukung. Langkah ini harus didukung semua pihak karena kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia wartawan," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kotawaringin Timur, Susilo di Sampit, Sabtu.

Uji Kompetensi Wartawan X Kalimantan Tengah yang digelar PWI Kabupaten Kotawaringin Timur diikuti 67 peserta, terbagi pada tiga kelompok ujian yaitu Utama sebanyak 11 peserta, Madya 14 peserta dan Muda 42 peserta. 

Menurut Susilo, wartawan merupakan profesi yang membawa dampak luas bagi masyarakat. Jika wartawan tidak mengikuti aturan dan etika dalam menjalankan tugasnya, maka bisa berdampak kurang baik pula bagi masyarakat selaku pembaca, penonton maupun pendengar berita atau hasil karya wartawan.

Uji kompetensi wartawan tidak hanya bermanfaat bagi wartawan, tetapi juga bagi masyarakat. Wartawan yang berkompeten diharapkan menghasilkan karya jurnalistik yang lebih berkualitas sehingga mampu menjadi rujukan informasi dan berdampak positif terhadap masyarakat.

Dengan era digital yang salah satunya ditandai mendominasinya media sosial, membuat masyarakat dengan latar belakang pun dengan mudah menyebarluaskan informasi, padahal belum tentu jelas kebenarannya. Jika informasi yang disebarkan salah, berisi fitnah, kabar bohong atau hoaks, ujaran kebencian maupun provokasi, maka dampaknya bisa berbahaya bagi masyarakat.

Di tengah situasi seperti inilah, kata Susilo, wartawan yang berkompeten diharapkan tetap menjadi rujukan informasi bagi masyarakat. Karya jurnalistik yang dihasilkan wartawan berkompeten bisa dijadikan acuan bagi masyarakat dalam bersikap dan bertindak terhadap suatu keadaan.

Bagi pelaku usaha, informasi yang valid dan berkualitas sangat dibutuhkan. Informasi itu akan menjadi dasar bagi pelaku usaha dalam menentukan langkah terkait kegiatan usaha mereka.

"Kami dari Kadin sangat mendukung luar biasa acara seperti ini. Kegiatan seperti ini diharapkan membawa dampak bagus dan baik bagi kualitas dan kuantitas performa pribadi jurnalisnya, khususnya semua wartawan yang lulus kompetensi," harap Susilo.

Sementara itu, pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan X Kalimantan Tengah berjalan lancar. Sejak pagi, peserta sudah berkutat dengan berbagai tugas yang diberikan penguji masing-masing kelompok.

Tiga narasumber dihadirkan langsung sebagai ajang ujian teknik wawancara bagi wartawan kelompok Muda. Yaitu Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur Multazam, komisioner Komisi Pemilihan Umum Kotawaringin Timur Muhammad Rifqi Nasrullah dan Ketua Badan Pengawas Pemilu Kotawaringin Timur Tohari.

Beberapa peserta terlihat tegang karena mereka menghadapi penguji yang akan memberikan penilaian terhadap kompetensi mereka sebagai wartawan. Termasuk saat materi uji jejaring yang mengharuskan wartawan menghubungi narasumber yang diminta penguji, beberapa peserta terlihat gugup ketika narasumber yang mereka hubungi saat itu tidak langsung menjawab telepon mereka.

"Ini sebenarnya rekonstruksi pekerjaan sehari-hari. Kalau kita benar-benar menjalankan tugas wartawan, saya yakin tidak akan kesulitan. Kecuali bagi mereka yang hanya mengaku-ngaku sebagai wartawan hanya untuk kepentingan tertentu," kata Sasongko Tedjo, koordinator penguji.

Menurut Sasongko, UKW sangat penting dan dipentingkan dalam organisasi PWI. Uji kompetensi ini makin penting ketika dengan mudahnya orang mengaku wartawan, sehingga UKW diharapkan mengangkat kembali harkat dan martabat wartawan profesional.

"Dengan era maraknya media sosial saat ini, banyak orang yang tidak bisa membedakan produk jurnalistik atau bukan. Banyak orang percaya ketika informasi itu menyenangkan hatinya tanpa mengecek kebenarannya. Tapi dengan kualitas, tulisan wartawan akan tetap jadi rujukan," demikian Sasongko.