2.000 hektare kebun pisang di kabupaten ini diserang penyakit

id 2.000 hektare kebun pisang di kabupaten ini diserang penyakit,Seruyan,Kuala pembuang,Dinas ketahanan pangan dan pertanian,DKPP,Sugian Noor

2.000 hektare kebun pisang di kabupaten ini diserang penyakit

Kepala DKPP Seruyan Sugian Noor (Foto Antara Kalteng / Muhammad Arif Hidayat)

Kuala Pembuang (Antaranews Kalteng) - Petani di Desa Bangun Harja, Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, kembali dibuat pusing lantaran ribuan hektare kebun pisang mereka diserang penyakit.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Seruyan Sugian Noor mengatakan, sedikitnya 2.000 hektare kebun pisang milik warga diserang penyakit. Ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya mengalami masalah serupa dan sudah pihaknya tangani.

"Serangan pertama adalah penyakit layu fusarium yang disebabkan cendawan, namun sudah berhasil kami atasi. Setelah beberapa waktu berlalu, kebun pisang warga kembali diserang penyakit lain," katanya di Kuala Pembuang, Jumat.

Penanganan kembali dilakukan DKPP Seruyan dengan menurunkan tim ke lapangan untuk melihat secara langsung kondisi perkebunan milik warga. Langkah selanjutnya adalah pengambilan sampel beberapa bagian tanaman, seperti batang, tongkol dan lainnya yang diserang penyakit.

Setelah sampel berhasil diperoleh, tahapan selanjutnya adalah melakukan uji laboratorium untuk identifikasi. Hasilnya, tanaman pisang tersebut positif ditemukan blood disease bacteria (BDB).

Menurutnya, serangan penyakit ini merupakan hal baru bagi daerah itu sehingga perlu didiskusikan bersama untuk mencari solusinya. Akhirnya disepakati bahwa lahan tersebut akan disterilisasi.

"Sudah kami sepakati agar sebagian lahan disterilisasi. Sementara sebagian lagi akan dilakukan peremajaan yaitu sekitar 644 hektare lahan yang terinfeksi," ujarnya menjelaskan.

Sementara itu, anggota DPRD Kalimantan Tengah Totok Sugiharto mengungkapkan, program peremajaan yang telah disepakati tersebut akan dianggarkan pada tahun 2019 mendatang, karena sudah tidak sempat dimasukkan pada tahun anggaran 2018.

"Kami minta pemerintah kabupaten membuat rincian program dan kegiatannya, kemudian akan ditindaklanjuti melalui pembahasan di tingkat provinsi pada penganggaran tahun 2019," terangnya kepada awak media.

Petani diimbau untuk bersabar karena proses sterilisasi memerlukan waktu cukup lama. Untuk sementara waktu, lahan yang ada bisa digunakan untuk menanam komoditas lain seperti jagung ataupun kedelai.

Totok memaparkan, tanaman pisang adalah komoditas andalan yang sejak lama dikembangkan warga setempat. Namun karena proses sterilisasi yang memakan waktu cukup lama, sehingga lahan yang kosong lebih baik ditanami dengan komoditas baru agar tetap produktif.