Pemadaman listrik ganggu pelayanan donor darah di Kotim

id Pemadaman listrik ganggu pelayanan donor darah di Kotim,Unit donor darah,PMI,Sampit,Yuendri Irawanto

Pemadaman listrik ganggu pelayanan donor darah di Kotim

Kepala Unit Donor Darah PMI Kotim dr Yuendri Irawanto menunjukkan alat pengolah trombosit kepada Bupati H Supian Hadi dan Wakil Bupati HM Taufiq Mukri, belum lama ini. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemadaman listrik secara bergilir yang sangat lama dalam empat hari terakhir, membuat pelayanan donor darah di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, menjadi terganggu.

"Daya genset yang kami miliki terbatas, sedangkan genset kapasitas lebih besar bantuan pihak lain, belum tiba. Makanya daya genset kami prioritaskan untuk yang urgen. Untuk pengolahan darah, dayanya tidak mencukupi," kata Kepala Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur, dr Yuendri Irawanto di Sampit, Minggu.

Pemadaman listrik saat ini lebih parah dibanding biasanya. Setiap kali giliran pemadaman, listrik padam antara 8 hingga lebih dari 10 jam sehingga sangat mengganggu aktivitas masyarakat, termasuk pelayanan donor darah.

Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur memprioritaskan daya genset mereka untuk hal urgen yaitu bank darah atau lemari dingin penyimpan darah dan mesin penyimpanan trombosit karena ada alat yang harus terus bergerak selama 24 jam penuh.

Beberapa hari terakhir listrik padam saat jam kerja sehingga pelayanan donor darah tidak bisa dilakukan. Banyak pendonor yang akhirnya batal mendonorkan darah karena jika dipaksakan maka darah mereka tidak bisa diolah karena daya genset tidak mampu untuk pengoperasian peralatan penyaringan dan pengolahan darah.

"Pengolahan trombosit hanya bisa dilakukan pada darah diambil kurang dari 6 jam. Kalau listrik hidup setelah lebih dari 6 jam, maka pengolahan trombosit tidak bisa lagi dilakukan. Selain itu, darah pendonor juga harus dilakukan uji saring dengan mesin Eclia. Kalau listrik padam maka donor saat itu tidak bisa dilakukan pemeriksaan karena harus menunggu listrik hidup," jelas Yuendri.

Jika listrik padam pada malam hari maka harus ada petugas yang berjaga untuk menghidupkan genset serta mengawasi agar suhu bank darah atau lemari dingin penyimpan darah tetap bertahan sesuai standar dan platelet agitator tetap bergerak.

Selain masalah listrik, pihak Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur juga dibebani masalah lain. Mereka harus susah payah berkeliling mencari bahan bakar minyak jenis pertalite untuk genset karena stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terdekat di kawasan tersebut menolak menjual pertalite dengan jumlah yang dibutuhkan PMI.

Yuendri mengaku bingung dengan penolakan itu, padahal pelayanan yang dilakukan Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur adalah untuk kemanusiaan. Apalagi, yang dibutuhkan adalah bahan bakar minyak jenis pertalite, bukan premium.

Yuendri berharap kondisi yang dihadapi Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur menjadi perhatian semua pihak supaya bersama-sama membantu agar pelayanan kemanusiaan di lembaga sosial itu bisa berjalan lancar dalam membantu masyarakat.

Meski begitu, Yuendri bersyukur saat ini cadangan darah di Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur masih aman. Stok tersebut hasil donor darah warga sebelum terjadi pemadaman bergilir listrik.

Stok darah pada Minggu pukul 07:42 WIB sebanyak 180 kantong, terdiri golongan A 34 kantong, golongan B 87 kantong, golongan O sebanyak 40 kantong dan golongan AB 19 kantong. Sedangkan stok darah di trauma center RSUD dr Murjani Sampit terdiri golongan A sebanyak 3 kantong, B 8 kantong, O sebanyak 10 kantong dan AB sebanyak 4 kantong.