Stunting ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia

id BKKBN Kalteng,Stunting Berbahaya,Cegah Stunting,DPR RI, Hang Ali

Stunting ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia

Anggota Komisi IX DPR RI Hang Ali Saputra Syah Pahan (kanan) ketika berdialog dengan masyarakat dalam kegiatan sosialisasi integrasi pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi Era JKN yang dilaksanakan BKKBN bersama mitra kerja di Desa Basirih Hulu, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kotim, Selasa (5/11/18). (Istimewa)

...terpenuhinya kebutuhan gizi berimbang ini sangat penting untuk pertumbuhan yang optimal.
Sampit (Antaranews Kalteng) - Kasus stunting atau kekerdilan pada anak-anak masih mengancam Indonesia, termasuk di Kalimantan Tengah. Apabila tidak ditangani dengan baik, hal itu bukan saja mengancam kualitas fisik anak, tetapi ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia.

Salah satu upaya pencegahan stunting, harus dilakukan sejak dini. Yakni sejak masa kehamilan, hingga masa anak-anak, atau dikenal dengan seribu hari pertama kehidupan.

"Karena pada periode seribu hari pertama kehidupan, tahap tumbuh-kembang sangat penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang, tidak hanya fisik, tetapi juga pembentukan jaringan otak," kata Anggota Komisi IX DPR RI, Hang Ali Saputra Syah Pahan, di Sampit, beberapa waktu lalu.

Hal itu disampaikannya pada acara Integrasi Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Berkualitas Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang digelar BKKBN Kalteng selaku mitra kerja, di Desa Basirih Hulu, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kotawaringin Timur, Selasa (5/11/18).

Kegiatan itu diikuti sebanyak 250 kader posyandu, kader Keluarga Berencana, penyuluh KB dan masyarakat setempat, serta dihadiri Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus BKKBN pusat, Nerius Auparay, perwakilan BKKBN Kalteng, Edison.

Selain itu dijelaskan Hang Ali, untuk menjaga kualitas kehamilan hingga anak lahir, yang wajib menjadi perhatian para orang tua adalah terpenuhinya kebutuhan gizi yang berimbang.

"Pada masa anak-anak, terpenuhinya kebutuhan gizi berimbang ini sangat penting untuk pertumbuhan yang optimal. Oleh sebab itu, para orang tua harus memperhatikan gizi anak-anaknya,” ucap Hang Ali.

Sementara itu, Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus BKKBN pusat, Nerius Auparay, mengungkapkan, berdasarkan data yang ada, hingga saat ini jumlah anak di Indonesia di bawah usia lima tahun yang mengalami stunting masih di atas angka 30 persen.

Karena itu, Nerius juga mengingatkan pentingnya nutrisi sebagai salah satu faktor terpenting dalam mengatasi permasalahan kesehatan ini. Asupan gizi yang memadai menjadi keharusan bagi para ibu hamil.

"Jika tidak, hal itu  berpotensi menyebabkan rendahnya kualitas kelahiran, termasuk bayi dengan berat badan rendah sehingga proses pertumbuhannya dapat terhambat," kata pria asal Papua itu.

Selain kesehatan anak, baik Hang Ali maupun Nerius juga mengingatkan pentingnya perencanaan yang matang dalam keluarga.

“Jadi harus dipahami bahwa tujuan Keluarga Berencana atau KB itu bukanlah hanya sebatas kontrasepsi atau mencegah kehamilan bagi ibu-ibu. Tetapi lebih besar, yakni bagaimana mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera,” demikian Nerius.

Baca juga: Kalteng masuk zona merah penderita `stunting`