Pemkab Gunung Mas dukung wacana toleransi pembakaran lahan terkendali

id Pemkab Gunung Mas dukung wacana toleransi pembakaran lahan terkendali,Kebakaran lahan,Kuala kurun,Pertanian,Arton s dohong

Pemkab Gunung Mas dukung wacana toleransi pembakaran lahan terkendali

Bupati Gunung Mas Arton S Dohong. (Foto Antara Kalteng/Jemmy Kamis)

Kuala Kurun (Antaranews Kalteng) - Bupati Gunung Mas Kalimantan Tengah Arton S Dohong menyatakan pemerintah kabupaten mendukung wacana pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian memberikan peluang atau toleransi kepada masyarakat untuk membuka lahan dengan cara pembakaran terkendali.

"Pada prinsipnya, Pemerintah Kabupaten Gunung Mas sangat mendukung dan setuju. Oleh sebab itu, saya perintahkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk mengikuti perkembangan wacana ini," ucapnya di hadapan peserta rapat paripurna DPRD Gunung Mas, Jumat (9/11).

Menurutnya, besar harapan masyarakat, khususnya masyarakat Dayak di kabupaten berjuluk 'Habangkalan Penyang Karuhei Tatau' itu agar wacana itu dapat terwujud. Masyarakat Dayak setempat sejak turun temurun menggarap lahan dengan menjalanlan kearifan lokal, termasuk pembukaan lahan dengan pembakaran terkendali.

Arton mengatakan, jika wacana tersebut terwujud, maka bisa diatur tentang tata cara pembakaran lahan atau ketentuan supaya tidak menimbulkan kebakaran yang meluas dan kabut asap.

"Misalnya, lahan yang dibakar harus dijaga dan pengolahan lahannya memang untuk pemenuhan pangan masyarakat itu sendiri," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Gunung Mas Kardinal mengatakan, pihaknya terus mengikuti perkembangan wacana itu. "Dan kami akan mengawasinya sesuai tupoksi dan aturan jika wacana itu terwujud," katanya.

Sejauh ini produksi pertanian di Gunung Mas mengalami penurunan drastis, khususnya pertanian padi. Penurunan itu diakui merupakan imbas larangan pembakaran lahan dalam proses pengolahan lahan.

"Padahal, lahan di wilayah ini memang harus dibakar supaya subur. Dampak pengolahan dengan pola tanpa dibakar, membuat produksi pertanian kita, khususnya padi menjadi menurun," demikian Kardinal.