Kotim perlu kuota BBM khusus untuk petani

id Kotawaringin Timur perlu kuota BBM khusus untuk petani,Petani,Pertanian,Sampit,Bahan bakar minyak,Hand tractor

Kotim perlu kuota BBM khusus untuk petani

Perwakilan kelompok petani saat pertemuan terkait sulitnya mendapatkan BBM untuk mengoperasikan alat pertanian di Kecamatan Teluk Sampit, Jumat (9/11/2018). (Foto Istimewa)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pertamina diminta memberikan kuota khusus untuk petani dan nelayan di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah agar petani dan nelayan bisa bekerja dengan baik tanpa dipusingkan mencari bahan bakar minyak (BBM)  untuk operasional peralatan mereka.

"Pemerintah seharusnya memberi kuota BBM untuk petani. BBM bersubsidinya bisa dititipkan ke SPBU terdekat. Kalau sekarang ini kan SPBU melayaninya seperti melayani masyarakat umum lainnya," kata Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Gerbong Kepentingan Rakyat atau Bongkar, Audy Valent di Sampit, Sabtu.

Harapan itu disampaikan Audy menyikapi keluhan petani di kawasan Selatan yang kesulitan mendapatkan BBM sesuai kebutuhan. Akibatnya, mereka tidak bisa mengoperasionalkan alat produksi pertanian, khususnya traktor, sehingga berimbas pada kemampuan mengolah lahan.

Jumat (10/11) kemarin, digelar pertemuan yang melibatkan perwakilan kelompok tani, pemerintah daerah dan pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Hadir Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur I Made Dikantara dan Camat Teluk Sampit Juliansyah.

Petani dari tiga desa di Kecamatan Teluk Sampit itu mengeluh karena tidak bisa mengoperasikan secara penuh hand tractor yang dimiliki karena keterbatasan BBM. Petani di tiga desa itu memiliki 1.000 hand tractor untuk menggarap sekitar 10.136 hektare sawah.

Dalam satu hari, satu unit hand tractor membutuhkan sedikitnya lima liter. Artinya, diperlukan 5.000 liter BBM per hari untuk mengoperasikan 1.000 hand tractor dengan lama penggarapan lahan diperkiralan empat bulan.

"Kalau ada kuota khusus untuk petani, SPBU juga tidak akan kesulitan untuk melayani. Itu pernah dilakukan di daerah ini, yaitu adanya kuota khusus untuk sopir angkutan barang yang disalurkan melalui Organda," kata Audy.

Audy yang juga hadir dalam rapat membahas kebutuhan BBM untuk petani menilai, seharusnya pemerintah tidak hanya memberikan alat produksi pertanian, tetapi juga kebijakan kuota BBM sehingga tidak ada kendala dalam pengoperasian alat produksi pertanian tersebut.

Audy mendukung pemerintah daerah mengusulkan agar Pertamina memberikan kuota khusus untuk petani dan nelayan. Ketersediaan BBM sangat penting bagi kelangsungan pekerjaan petani dan nelayan di Kotawaringin Timur.

Camat Teluk Sampit Juliansyah mengatakan, ketersediaan BBM sangat dibutuhkan petani di wilayahnya yang merupakan lumbung padi Kotawaringin Timur. Pemerintah daerah akan membuat surat kepada pengelola SPBU dan Pertamina agar disediakan kuota khusus untuk petani.

"Kami bersyukur karena pengelola SPBU berjanji tetap melayani penjualan BBM meski dengan jumlah terbatas. Nanti akan dibuat data rinci jumlah petani dan berapa kebutuhan BBM. Ke depannya, akan diusulkan kuota khusus untuk petani," kata Juliansyah.

Juliansyah mengatakan, masa tanam hanya bisa dilakukan pada musim tertentu, sehingga saat itulah petani membutuhkan BBM untuk mengoperasionalkan peralatan pertanian. Karena itu pula, kebutuhan BBM saat musim tanam itu tidak bisa ditunda karena jika musim tanam ditunda maka dampaknya bisa gagal panen jika ternyata keburu musim kemarau.

Juliansyah yakin Pertamina dan pengelola SPBU bisa memahami kondisi itu. Petani sangat membutuhkan BBM agar pertanian bisa maksimal.