Rumah terendam banjir, warga Sampit tak bisa tidur

id Rumah terendam, warga Sampit tak bisa tidur,Banjir,Genangan,Kotim,Sampit,Hujan,Musim Hujan

Rumah terendam banjir, warga Sampit tak bisa tidur

Murid SDN 3 Mentawa Baru Hulu terpaksa melepas sepatu saat menuju ruang kelas karena halaman sekolah mereka terendam banjir, Senin (12/11/2018). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Hujan deras pada Minggu (11/11) malam hingga Senin pagi membuat banyak rumah warga di Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, terendam banjir sehingga sangat mengganggu aktivitas masyarakat.

"Curah hujannya cukup tinggi sehingga mengakibatkan genangan air. Saya tidak bisa tidur karena rumah kebanjiran," kata Nanang Suriansyah, warga Jalan Anggur 2 Sampit, Senin.

Sebagian rumah warga di kawasan itu sempat terendam banjir. Akibatnya, Nanang dan warga lainnya banyak yang tidak bisa tidur karena khawatir air yang masuk ke dalam rumah makin tinggi karena hujan deras berlangsung cukup lama.

Puncak hujan terjadi pada Senin dini hari. Sejumlah ruas jalan di Kota Sampit yakni Acmad Yani, S Parman, HM Arsyad, RTA Milono dan lokasi lainnya di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang, terendam banjir. Drainase yang ada di kota ini tidak mampu menyalurkan air dengan cepat ke Sungai Mentaya untuk mengimbangi derasnya hujan, sehingga air meluber ke badan jalan.

Dampaknya, jalan dan rumah warga yang posisinya rendah juga terendam. Warga pun dibuat repot untuk menyelamatkan perabotan rumah, khususnya peralatan elektronik agar tidak rusak terendam banjir.

Warga yang melintas di jalan-jalan yang terendam banjir terpaksa berhati-hati agar tidak jatuh. Terlebih pengendara roda dua, harus memilih posisi jalan yang lebih tinggi agar genangan air tidak sampai merendam mesin karena bisa menyebabkan sepeda motor mogok.

"Alhamdulillah pagi ini sudah surut Tinggal membersihkan bekas-bekas kotornya saja lagi. Tapi jalan di dalam gang masih terendam. Mudah-mudahan tidak banjir lagi," harap Nanang.

Pantauan di sejumlah lokasi seperti di Jalan Achmad Yani dan S Parman, air masih menggenangi sejumlah titik badan jalan. Halaman sejumlah sekolah juga masih terendam sehingga siswa terpaksa melepas sepatu mereka saat melintasi halaman sekolah yang sedang terendam.

Kondisi itu otomatis membuat sejumlah kegiatan seperti upacara bendera dan praktik mata pelajaran olahraga tidak bisa dilaksanakan karena halaman sekolah masih terendam, meski berangsur surut.

Kepala BMKG Stasiun H Asan Sampit, Nur Setiawan mengatakan,  hujan diprediksi akan meningkat karena Kotawaringin Timur sudah memasuki musim penghujan mulai dasarian III atau pekan ketiga Oktober lalu.

Musim hujan di Kotawaringin Timur biasanya berlangsung hingga April atau Mei. Puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari hingga Februari.

Prediksi masuknya musim hujan di wilayah Kotawaringin Timur diharapkan bisa menjadi acuan bagi masyarakat yang merencanakan kegiatan, seperti musim tanam dan lainnya. Dengan prakiraan cuaca itu, masyarakat bisa mengatur jadwal dan mengantisipasi hal-hal yang dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran berbagai kegiatan.

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah atau langganan banjir, prediksi masuknya musim penghujan juga bisa menjadi pengingat agar selalu waspada terhadap ancaman banjir akibat luapan sungai ketika curah hujan meningkat tajam saat puncak musim penghujan. 

Masyarakat diimbau mewaspadai cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang dan petir. Cuaca bisa berubah signifikan dalam waktu relatif singkat sehingga perlu diantisipasi, khususnya bagi masyarakat yang beraktivitas di luar rumah atau luar ruangan.