Kotim perlu panti asuhan khusus penyandang disabilitas

id Kotim perlu panti asuhan khusus penyandang disabilitas,Anak yatim,Annida Qolbu,Sampit,Kotawaringin Timur

Kotim perlu panti asuhan khusus penyandang disabilitas

Anak-anak penghuni Panti Asuhan Annida Qolbu antusias saat menerima kunjungan rombongan Ditpolairud Polda Kalteng, Kamis (15/11/2018). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, dinilai memerlukan panti asuhan khusus untuk penyandang disabilitas sehingga bisa memberikan pelayanan yang optimal sesuai kebutuhan penghuni panti asuhan berkebutuhan khusus.

"Kalau mengacu pada aturan, seharusnya kami tidak boleh menampung penyandang disabilitas. Mereka seharusnya ditampung di panti asuhan khusus karena mereka memerlukan pelayanan khusus oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan khusus terkait disabilitas. Tapi karena alasan kemanusiaan, kami tetap menampung mereka," kata Sekretaris Yayasan Panti Asuhan Annida Qolbu Rizal Azmi di Sampit, Kamis.

Panti Asuhan Annida Qolbu berlokasi di Jalan Jaya Wijaya Kecamatan Baamang. Panti Asuhan ini didirikan 1991 silam, menampung anak yatim dan warga telantar dari Kotawaringin Timur, bahkan dari kabupaten tetangga.

Saat ini jumlah penghuni Panti Asuhan Annida Qolbu sebanyak 68 orang, terdiri dari usia tujuh bulan hingga 54 tahun. Beberapa di antaranya merupakan penyandang disabilitas yakni bisu, tuli dan autis, bahkan ada yang diserahkan ke panti asuhan dalam kondisi menderita gizi buruk.

Panti asuhan tidak mungkin menolak meski sadar tidak mempunyai tenaga yang memiliki kemampuan khusus untuk menangani penyandang disabilitas. Namun dengan alasan kemanusiaan, panti asuhan tetap menerima mereka dengan tangan terbuka.

Penghuni panti asuhan itu umumnya diantar oleh warga ke panti asuhan tersebut, tapi ada juga inisiatif panti asuhan menjemput jika mereka mendengar ada anak yang membutuhkan bantuan. Untuk membina penghuni panti asuhan itu, saat ini ada 13 orang pendidik yang ditugaskan.

Pihak panti asuhan tidak membatasi sampai usia atau berapa lama anak-anak tersebut bertahan di panti asuhan tersebut. Jika mereka dibiarkan keluar dari panti asuhan tanpa memiliki keahlian maka akan berdampak negatif terhadap mereka dan panti asuhan sebagai lembaga yang selama ini menaungi mereka.

Rizal bersyukur sejak dua tahun lalu sudah ada Sekolah Dasar dibangun di kompleks pantia asuhan tersebut. Sekolah itu sangat membantu anak-anak panti asuhan bersekolah dengan suasana normal tanpa harus merasa minder.

"Kalau sekolah di luar rentan diskriminasi. Selain itu juga dari sisi biaya. Katanya sekolah gratis tapi nyatanya ada hal-hal yang tidak digratiskan," tambah Rizal.

Rizal menegaskan, Panti Asuhan Annida Qolbu sangat memperhatikan pendidikan anak-anak mereka. Panti asuhan berupaya keras agar anak-anak mereka juga mendapat hak dan kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan.

"Alhamdulillah ada yang sudah menjadi sarjana. Ada yang jadi manajer di perkebunan kelapa sawit, ada yang jadi mantri di Seruyan dan juga profesi lainnya," jelas Rizal.

Rizal mengatakan, Panti Asuhan Annida Qolbu menerima bantuan dari pemerintah daerah sesuai kemampuan anggaran daerah. Biasanya bantuan setiap tahun berupa bantuan dari tabungan anak.

Kendala yang sering dihadapi adalah terkait administrasi kependudukan karena anak-anak yang diantar ke panti asuhan tersebut umumnya tidak memiliki data yang jelas. Sementara itu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak menerima data anak yang tidak jelas.

"Beberapa anak tidak mendapatkan haknya dalam administrasi kependudukan. Dampaknya, kami sulit mengajukan bantuan kepada pemerintah karena sekarang harus ada NIK, termasuk di bidang pendidikan. Solusi sementara ya harus sidang di pengadilan. Kami meminta tidak dipersulit. Tidak mungkin juga kami merekayasa," demikian Rizal.