Penderita DBD di Barito Utara capai 31 orang

id penderita dbd di barito utara,dbd di warat di rsud muara teweh,rsud muara teweh,dinas kesehatan barut,pasien dbd di muara teweh

Penderita DBD di Barito Utara capai 31 orang

Salah seorang pasien DBD dirawat di RSUD Muara Teweh saat diperiksa oleh dokter, Rabu. (Istimewa)



Muara Teweh (Antaranews Kalteng)- Penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang menyerang warga di Kabupaten Barito Utara, Kalteng,  selama November 2018  sudah mencapai 31 orang termasuk seorang dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh.

    

"Para penderita DBD ini semuanya pernah dirawat di RSUD Muara Teweh dan kini hanya sejumlah warga saja yang masih mendapat perawatan di rumah sakit," kata Humas RSUD Nuara Teweh Agus Redha, Kamis.



Menurut Agus,  pasien penderita penyakit yang diakibtakna gigitan nyamuk aedes aegypti itu yakni anak 28 orang dan pasien dewasa tiga orang. Para pasien berasal sejumlah tempat di Muara Teweh diantaranya Jalan Jalan Padat Karya, Jalan Panti Ajar, dan Jalan Lapas Muara Teweh. Selain itu dari Desa Muara Inu Kecamatan Lahei dan dari Penda Asem Kabupaten Barito Selatan.



"Para pasien dewasa dirawat di ruang VIP, lantai IV, RSUD. Masalah ini telah dilaporkan pihak RSUD kepada Dinas Kesehatan Barito Utara dan Provinsi Kalteng melalui laporan RL 2A dan 2B," kata Agus Redha.



Direktur RSUD Muara Teweh drg Dwi Agus Setijowati, membenarkan pihaknya sedang merawat para pasien DBD. Beberapa pasien termasuk dokter spesialis anak Artawan positif terkena DBD, beliau opnamee sejak hari Minggu lalu.



DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang hidup di wilayah tropis dan sub tropis. Korban DBD menderita demam yang disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi).



Tempat terpisah  Plt Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara,  Siswandoyo, mengatakan hampir sepanjang tahun terjadi kasus DBD di Kabupaten Barito Utara, ini istilahnya endemis. Tetapi untuk peningkatan kasus apalagi KLB tidak ada. Memasuki musim pancaroba, semua pihak harus waspada.



"Saat pancaroba, induk-induk nyamuk akan semakin banyak. Tetapi belum ada peningkatan kasus. Ini sebutannya endemis, setiap bulan ada kasus. Kalau kategori KLB, terjadi peningkatan kasus dua kali lipat atau dari tidak ada kasus menjadi ada," katanya.



Sementara orang tua salah satu pasien DBD dewasa penghuni ruang VIP kepada wartawan mengatakan ia bertempat tinggal di Jalan Pramuka dekat Lembaga Pemasyarakatan (LP). 



"Sekitar tempat tinggal kami, tiga orang yang terkena DBD," katanya saat ditemui di RSUD Muara Teweh.