Legislator Gumas ingatkan penanganan DBD jangan tunggu korban jiwa

id kabupaten gunung mas,gumas,penderita dbd di gumas,legislator gumas,Rayaniatie Djangkan

Legislator Gumas ingatkan penanganan DBD jangan tunggu korban jiwa

Anggota DPRD Gumas Rayaniatie Djangkan. (Foto Antara Kalteng/Jemmy Kamis).

Saya menilai Dinkes masih pasif. Menunggu laporan dulu baru bertindak
Kuala Kurun (Antaranews Kalteng ) – Legislator Kabupaten Gunung Mas Rayaniatie Djangkan mengingatkan pemerintah setempat, khususnya Dinas Kesehatan, agar dalam menangani Demam Berdarah Dengue (DBD) jangan sampai menunggu adanya korban jiwa.

Saya sudah berulang kali menyerukan untuk segera melakukan penanganan, salah satunya dengan melakukan fogging. Sudah banyak yang menjadi korban DBD. Jangan hanya menunggu laporan atau ada korban jiwa dulu," kata Rayaniatie di Kuala Kurun, Kamis.

Menurut dia Dinkes Gumas sampai sekarang ini masih tampak fasif dalam melakukan kegiatan antisipasi DBD di wilayah Kabupaten berjuluk Habangkalan Penyang Karuhei Tatau.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu pun meminta Dinkes dan jajarannya lebih aktif melakukan sosialisasi mengenai penyakit DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. 

"Saya menilai Dinkes masih pasif. Menunggu laporan dulu baru bertindak. Jangan seperti itu dong. Padahal anggaran kan ada," ucapnya.

Anggota DPRD Kabupaten GUmas itu pun mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan antisipasi dini untuk mencegah bahaya penyakit DBD. Misal, menutup, menguras dan mengubur kaleng-kaleng tempat penampungan air.

"Jika merasakan gejala DBD, segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat untuk mendapat penanganan," kata Rayaniatie.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gumas Maria Efianti mengakui memang ada sedikit peningkatan penderita penyakit DBD. Namun pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam mengantisipasinya.

"Kami terus memantau angka penderita DBD, dan memastikan setiap Puskesmas dan Rumah Sakit melaporkan jumlah penderita DBD selama 1 kali 24 jam untuk dilakukan penanganan," beber dia.

Kemudian melakukan penyuluhan terkait DBD, penyebab dan pengobatannya. Selain itu, petugas dari Puskesmas juga sudah mendatangi rumah pasien melakukan penyelidikan epidemologi, yakni memeriksa jentik di rumah penderita dan mencari kemungkinan ada tidaknya penderita DBD disekitar rumah tersebut.

"Hasil penyelidikan epidemologi itu kita simpulkan tindakan apa yang harus kami lakukan. Apakah pemberian abate atau melakukan fogging. Untuk pemberian abate dan fogging sudah kami laukan di beberapa tempat sesuai dengan prosedur," demikian Maria.