Banjir rendam puluhan rumah di Kotim

id Banjir rendam puluhan rumah di Kotim,Mentaya hilir utara,Kotawaringin timur,Kotim,Sampit,Camat,Samsurijal

Banjir rendam puluhan rumah di Kotim

Camat Mentaya Hilir Utara Samsurijal (kiri) memantau banjir yang merendam lantai rumah warga sehingga warga harus membuat lantai darurat yang lebih tinggi untuk bertahan, Jumat (14/12/18). (Foto Kecamatan MHU)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Puluhan rumah di kawasan Natai Nangka Desa Natai Baru Kecamatan Mentaya Hilir Utara Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, terendam banjir akibat meningkatnya intensitas hujan beberapa hari terakhir.

"Ada sebanyak 46 rumah mengalami kebanjiran. Air sudah menggenangi lantai rumah penduduk yang berada di RT 6," kata Camat Mentaya Hilir Utara Samsurijal saat dihubungi dari Sampit, Jumat.

Saat dihubungi Jumat sore, Samsurijal masih berada di lokasi banjir. Dia memantau kondisi rumah-rumah warga yang terendam banjir akibat hujan deras pada Kamis (14/12) hingga malam hari.

Permukiman penduduk setempat memang tidak jauh dari sungai. Geografis wilayahnya cukup rendah sehingga hampir semua rumah warga berbentuk rumah panggung.

Model rumah panggung bertujuan untuk mencegah terendam banjir saat air naik tinggi ketika musim hujan seperti sekarang. Satu rumah ke rumah lainnya dihubungkan oleh jembatan kecil atau titian panjang yang terbuat dari kayu ulin. 

Curah hujan beberapa hari terakhir cukup tinggi sehingga peningkatan permukaan air sampai merendam sebagian rumah di kawasan itu. Meski begitu, warga memilih bertahan dan mengamankan barang berharga dengan cara membuat lantai darurat lebih tinggi sementara waktu agar tidak terendam banjir.

Banjir yang merendam beberapa sentimeter dalam rumah serta titian yang menjadi akses warga, mulai membuat aktivitas warga terganggu. Masyarakat berharap banjir segera surut, namun ada pula yang khawatir karena hujan masih sering terjadi.

"Kami ke lokasi banjir ini untuk memastikan bagaimana kondisi warga. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Kami terus memantau kondisi di lapangan dan melaporkannya kepada pemerintah kabupaten," kata Samsurijal.

Samsurijal menambahkan, pihaknya bersama pemerintah desa setempat mendata warga yang menjadi korban banjir. Pihaknya sedang memproses pengusulan bantuan sembako kepada pemerintah kabupaten untuk meringankan beban warga karena banjir juga merendam lahan pertanian sehingga sebagian warga tidak bisa beraktivitas.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun H Asan Sampit, Nur Setiawan sudah mengimbau masyarakat mewaspadai dampak meningkatnya curah hujan. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan dataran rendah langganan banjir, diimbau mewaspadai ancaman banjir saat terjadi hujan deras.