Jakarta (Antaranews Kalteng) - Pakar perkotaan dari Jakarta Property Institute (JPI) Mulya Amri mengungkap sejumlah faktor yang membuat harga hunian di Jakarta sangat tak terjangkau.
“Terbatasnya lahan dan rendahnya luas lantai yang boleh dibangun menjadi faktor kunci kurangnya hunian di Jakarta,sehingga harga hunian di ibu kota melambung tinggi bagi seluruh strata ekonomi,” kata Mulya di Jakarta dalam keterangan resmi yang diperoleh Antaranews pada Minggu.
Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa kepadatan Jakarta dipenuhi oleh rumah-rumah tapak yang tersebar dan berimpitan secara horizontal, dengan demikian pembangunan seperti ini menghabiskan lahan serta membuat harga hunian meroket.
Selain itu pengurusan izin yang kompleks dan panjang juga menjadi faktor lain yang membuat hunian di tengah kota menjadi super mahal, menurut pakar perkotaan tersebut.
“Berdasarkan studi JPI, pengembang harus menempuh waktu hingga 21 bulan dan mengacu pada 39 peraturan mengenai perizinan gedung untuk membangun gedung di atas 8 lantai dengan luas di atas 5.000 meter persegi di Jakarta,” kata pakar yang mengantongi gelar Doktor dari National University of Singapore tersebut.
Solusinya, kata Mulya, adalah dengan mendorong lebih banyak pembangunan hunian vertikal di pusat kota dan sekitarnya dengan bantuan subsidi guna menyiasati harga tanah yang tinggi.
Berikutnya, Mulya juga menjelaskan bahwa pemerintah Jakarta dapat melibatkan perusahaan milik negara atau provinsi dalam mengatasi permasalahan lahan. “Sebagai contoh, pemerintah dapat membangun rumah susun yang layak bagi calon warga yang berpenghasilan rendah di atas pasar tradisional atau terminal”, ungkapnya.
Mulya menambahkan solusi ini dapat ditawarkan kepada BUMD atau BUMN untuk mendapatkan penghasilan tambahan, “Pasar akan mendapatkan peluang bisnis lebih banyak, keluarga berpenghasilan rendah mendapatkan tempat tinggal di kota,” katanya.
Untuk mewujudkan usulan-usulan di atas, Mulya menyarankan pemerintah memiliki rencana induk yang lebih visioner. Ia mengatakan bahwa rencana induk Jakarta 2030 yang telah diterbitkan di tahun 2014 tidak memiliki visi spasial jangka panjang dan proyeksinya terlalu konservatif. Rencana tersebut mengasumsikan peningkatan jumlah penduduk Jakarta hanya 20 persen dari 10 juta menjadi 12 juta pada 2030.
Berita Terkait
Setiap ASN di IKN dapat 1 unit hunian apartemen
Jumat, 19 April 2024 17:30 Wib
Berikut tips ubah rumah minimalis jadi hunian impian dengan kartu kredit BRI
Kamis, 18 April 2024 11:47 Wib
Pastikan rehabilitasi lancar, LPKA razia kamar hunian anak binaan
Selasa, 19 Maret 2024 17:38 Wib
Konsep bangunan hijau cerdas pada tower hunian ASN IKN
Sabtu, 2 Maret 2024 12:35 Wib
Tingkat hunian kamar hotel berbintang di Kalteng mencapai 56,19 persen
Jumat, 6 Oktober 2023 15:19 Wib
BPS: TPK hotel bintang di Kalteng alami penurunan selama Maret 2023
Kamis, 4 Mei 2023 13:55 Wib
PLN ingatkan pemudik pastikan kondisi listrik hunian aman saat ditinggal
Minggu, 16 April 2023 6:30 Wib
Presiden Jokowi resmikan Hunian Milenial untuk Indonesia
Kamis, 13 April 2023 12:45 Wib