Nelayan Kotim diingatkan waspada gelombang tinggi

id Nelayan Kotim diingatkan waspada gelombang tinggi,Kotawaringin Timur,Sampit,BMKG,Nur Setiawan

Nelayan Kotim diingatkan waspada gelombang tinggi

Kepala BMKG Stasiun H Asan Sampit, Nur Setiawan. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara news Kalteng) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan nelayan di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, mewaspadai gelombang tinggi yang berpotensi terjadi dan bisa membahayakan.

"Memang dari peringatan dini disampaikan gelombang tinggi diperkirakan terjadi hingga 25 Desember. Kami terus memantau dan jika ada perkembangan akan kami sampaikan lebih lanjut," kata Kepala BMKG Stasiun H Asan Sampit, Nur Setiawan di Sampit, Senin.

Hasil analisa data BMKG menunjukkan, prakiraan angin terlihat adanya simpul pertemuan angin atau daerah konvergensi di selatan Kalimantan. Jika dilihat pada koordinat, daerah konvergensi itu berada di sekitar Kecamatan Teluk Sampit.

Sekadar diketahui, Teluk Sampit merupakan kawasan pantai dengan objek wisatanya Pantai Ujung Pandaran. Desa itu juga merupakan konsentrasi terbanyak nelayan laut Kotawaringin Timur.

Untuk itulah BMKG mengingatkan nelayan lebih berhati-hati karena kondisi cuaca di laut beberapa hari terakhir kurang baik dan bisa memburuk dalam waktu singkat. Gelombang yang diperkirakan setinggi 1,5 hingga 2,5 meter, sangat rawan menyebabkan kecelakaan, apalagi nelayan daerah ini umumnya nelayan tradisional yang menggunakan kapal yang tidak terlalu besar sehingga tidak stabil jika dihantam gelombang tinggi.

Jika cuaca sedang buruk, nelayan diminta tidak memaksakan diri melaut karena sangat berbahaya. Nelayan diminta menunggu hingga cuaca kembali membaik sehingga aman untuk melaut.

Seperti Minggu (23/12), masyarakat Desa Ujung Pandaran dikejutkan dengan gelombang tinggi dan angin kencang menerpa pantai yang menghadap Laut Jawa tersebut. Kuatnya angin membuat sebuah bangunan balai wisata milik pemerintah daerah yang ada di pantai itu roboh, untungnya tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

"Jika dilihat dari dampak yang ditimbulkannya, angin kencang tersebut diperkirakan berkecepatan di atas 35 knots atau di atas sekitar 70km/jam," kata Nur Setiawan.

Nur Setiawan mengimbau nelayan dan nakhoda kapal barang maupun penumpang, memperhatikan informasi prakiraan cuaca yang mereka sampaikan dari waktu sebagai acuan sebelum memutuskan bertolak melintasi laut.

Prakiraan cuaca tersebut selalu diperbarui dan langsung diinformasikan kepada pihak terkait. Tujuannya untuk mengantisipasi jika terjadi cuaca buruk di laut sehingga tidak sampai terjadi kecelakaan akibat cuaca buruk yang sedang terjadi.