Pedagang pentol tenggelam tersapu gelombang Pantai Ujung Pandaran

id Pedagang pentol tenggelam tersapu gelombang Pantai Ujung Pandaran,Objek wisata,Sampit,Kotim,Kotawaringin Timur

Pedagang pentol tenggelam tersapu gelombang Pantai Ujung Pandaran

Camat Teluk Sampit Juliansyah, Kepala Desa Ujung Pandaran Aswinnor dan kepolisian setempat saat membantu evakuasi jenazah Febri Dewantoro yang ditemukan di Pantai Ujung Pandaran, Kamis (3/1/2019). (Foto Istimewa)

Sampit (Antaranewa Kalteng) - Seorang pedagang pentol bakso bernama Febry Dewantoro (21), ditemukan tak bernyawa di Pantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, setelah dilaporkan tenggelam saat berenang.

"Korban diperkirakan tenggelam sekitar pukul 09.00 WIB kemarin (Rabu) dan baru ditemukan pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB. Jenazahnya ditemukan sekitar 50 meter dari bibir pantai," kata Kepala Desa Ujung Pandaran Aswinnor dihubungi dari Sampit, Kamis.

Febry Dewantoro merupakan pria kelahiran Bojonegoro yang kini menetap di Jalan Christopel Mihing RT 59 RW 06 Kelurahan Baamang Tengah Kecamatan Baamang, Sampit. Sehari-harinya dia berjualan pentol bakso keliling.

Rabu pagi, korban bersama tiga rekannya bernama Nova, Yoga dan Riyanto, berjualan pentol bakso menggunakan gerobak di kawasan objek wisata Pantai Ujung Pandaran. Usai berjualan, mereka beristirahat dengan menyewa sebuah pondok milik pemerintah daerah.

Saat itu korban mengajak rekannya untuk mandi berenang di pantai, namun karena merasa masih lelah, tidak ada rekannya yang menerima ajakan tersebut. Saat rekan-rekannya tidur beristirahat, korban diduga nekat mandi meski tidak bisa berenang.

Warga sekitar sempat melihat korban naik ke pantai setelah mandi, namun diduga korban kembali mandi ke pantai. Diduga akibat tidak bisa berenang, korban tenggelam dan meninggal dunia.

Rekan-rekan korban yang baru terbangun saat siang, berusaha mencari keberadaan korban namun tidak membuahkan hasil. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke polisi pada malam hari dan langsung dilakukan pencarian.

Jenazah korban akhirnya ditemukan pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB di sekitar sabuk pantai penahan gelombang yang berjarak sekitar 50 meter dari bibir pantai. Jenazah korban kemudian dievakuasi untuk diperiksa, lalu dibawa menuju rumah duka di Sampit yang berjarak sekitar 85 kilometer dari objek wisata tersebut.

"Informasi dari rekan-rekannya, korban memang tidak bisa berenang," ujar Aswinnor.

Sejak jauh-jauh hari, Aswinnor sudah mengimbau masyarakat, khususnya wisatawan yang berkunjung ke Pantai Ujung Pandaran untuk lebih berhati-hati, terlebih jika tidak bisa berenang. Peringatan itu disampaikan karena jumlah pengunjung meningkat tajam selama musim libur Natal dan tahun baru.

Beberapa pekan terakhir, pantai yang menghadap laut Jawa tersebut sering dilanda cuaca buruk berupa angin kencang dan gelombang tinggi.

Pekan lalu, warga setempat dikagetkan dengan munculnya angin puting beliung di kawasan pesisir laut Pantai Ujung Pandaran. Sebelumnya, angin puting beliung bahkan merobohkan sebuah pendopo betang wisata di pantai yang merupakan objek wisata andalan Kotawaringin Timur tersebut.