Benarkah remaja perempuan dua kali lebih alami gejala depresi akibat medsos?

id Bernarkah remaja perempuan dua kali lebih alami gejala depresi akibat medsos,media sosial,depresi

Benarkah remaja perempuan dua kali lebih alami gejala depresi akibat medsos?

Ilustrasi (Ist)

Jakarta (Antaranews Kalteng) - Para remaja perempuan dua kali lebih mungkin menunjukkan gejala depresi pada usia 14 tahun dibanding remaja lelaki, menurut penelitian. 

Dilansir Daily Mail, Jumat, para peneliti di University College Londol (UCL) menemukan remaja perempuan cenderung banyak menghabiskan waktu di media sosial dan juga mengalami dampak psikologis yang lebih buruk. 

Mereka mengatakan dua faktor utama yang menyebabkan media sosial berdampak pada kesehatan mental bagi kedua jenis kelamin adalah pelecehan daring dan gangguan tidur. 

Penelitian menemukan bahwa remaja perempuan cenderung lebih menderita akibat masalah ini—mungkin karena mereka lebih aktif dalam obrolan di situs. 

Penelitian yang dipublikasikan hari ini (3/12) waktu setempat di jurnal EclinicalMedicine, adalah yang pertama dari jenis penelitian yang melihat hubungan antara media sosial dan gejala depresi. 

Penelitian ini menganalisis data dari hampir 11.000 anak berusia 14 tahun dari Millennium Cohort Study (MCS). 

Penulis Profesor Yvonne Kelly berkata,hubungan antara penggunaan media sosial dan gejala depresi lebih kuat bagi remaja perempuan dibandingkan remaja lelaki. 

Ia menjelaskan bahwa remaja perempuan lebih banyak menggunakan media sosial setiap hari dan hal tersebut meningkatkan gejala depresi secara bertahap. Sementara itu, skor gejala depresi lebih tinggi terhadap remaja lelaki yang menggunakan media sosial selama tiga jam atau lebih per hari. 

Kepala eksekutif Royal Society of Public Health (RSPH) Shirley Cramer mengatakan,“Penelitian baru yang penting ini menegaskan bahwa kita perlu meningkatkan kesadaran dan pemahaman di antara orang tua, sekolah, dan pembuat kebijakan tentang peran media sosial dalam kesehatan mental kaum muda kita, terutama dengan memertimbangkan peningkatakn risiko bagi remaja perempuan.”


 Penerjemah: Anggarini Paramita