Medsos jangan dijadikan referensi karena bukan produk jurnalistik, kata Wakapolda

id Medsos jangan dijadikan referensi karena bukan produk jurnalistik, kata Wakapolda,Wakapolda kalteng,Rikwanto,Media sosial,Hoax

Medsos jangan dijadikan referensi karena bukan produk jurnalistik, kata Wakapolda

Wakapolda Kalteng Brigjen Rikwanto berpidato saat Silaturahmi Kebangsaan di Sampit, Sabtu (12/1/2019) malam. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Kalimantan Tengah, Brigjen Rikwanto mengimbau masyarakat tidak mudah menjadikan informasi yang beredar di media sosial sebagai referensi yang dapat dipertanggungjawabkan karena bukan produk jurnalistik.

"Medsos (media sosial) itu bukan berita dan bukan produk jurnalistik. Produk jurnalistik itu hanya di media-media resmi yang dibuat sesuai dengan kaidah jurnalistik. Medsos tidak bisa dijadikan referensi. Jangan percaya. Fotonya saja bisa direkayasa," kata Rikwanto saat Silaturahmi Kebangsaan di Sampit, Sabtu malam.

Dia mengaku prihatin dengan maraknya penyalahgunaan media sosial oknum tertentu. Kini banyak kabar bohong atau hoax dan ujaran kebencian yang beredar di media sosial yang mengancam persatuan dan kesatuan.

Menurut Rikwanto, media sosial diciptakan untuk mempererat silaturahmi dengan mendekatkan komunikasi dan memperluas silaturahmi melalui perkenalan. Namun dalam perjalanannya, ada yang menggunakan untuk hal tidak baik seperti menyebar hoax, ujaran kebencian dan provokasi.

"Bahkan ada yang sengaja membangun pabrik hoax. Dibayar untuk menciptakan dan menyebar kebencian. Ini harus kita waspadai. Kita jaga persatuan dan kesatuan," ajak Rikwanto.

Masyarakat diingatkan bahwa penggunaan media sosial secara sembarangan bisa menimbulkan konsekuensi hukum. Polisi akan bertindak tegas terhadap pengguna media sosial yang melanggar aturan hukum.

Rikwanto mengajak masyarakat menggunakan media sosial dengan bijaksana. Jangan menyebar hoax, ujaran kebencian dan provokasi yang meresahkan masyarakat dan berpotensi memicu konflik di tengah masyarakat.

Terlebih saat ini suhu politik meningkat menjelang digelarnya pemilu 17 April nanti. Masyarakat diminta tetap menjaga persatuan dan kesatuan meski berbeda pilihan politik. Perbedaan politik jangan sampai menimbulkan permusuhan dan perpecahan.

"Gunakan media sosial untuk hal positif dan bermanfaat. Jangan sampai menggunakan media sosial untuk hal negatif yang akan membawa dampak kurang baik terhadap orang lain maupun diri sendiri," ujar Rikwanto.

Harapan serupa disampaikan Gubernur H Sugianto Sabran. Dia meminta masyarakat menggunakan media sosial hanya untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti untuk promosi usaha dan lainnya.

"Medsos yang digunakan secara negatif dapat membahayakan generasi muda dan Kalimantan Tengah. Budaya ketimuran dan sopan santun terkadang diabaikan dalam bermedia sosial," kata Sugianto.

Sugianto mengaku juga aktif menggunakan media sosial karena banyak aspirasi yang sering disampaikan masyarakat. Dia membuka diri terhadap kritik membangun yang disampaikan secara santun dan berdasarkan fakta di lapangan.