ABK ditemukan tak bernyawa diduga terhirup gas beracun

id ABK ditemukan tak bernyawa diduga terhirup gas beracun,Anak buah kapal,Dirpolairud,Ditpolairud,Polda Kalteng,Sungai Mentaya,Badarudin

ABK ditemukan tak bernyawa diduga terhirup gas beracun

Polisi mengevakuasi jenazah Yulianus Tanarubun, seorang ABK KM Senja Papua yang ditemukan meninggal dunia di atas kapal itu, Senin (14/1/2019) malam. (Foto Istimewa)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Seorang anak buah kapal (ABK) KM Senja Papua bernama Yulianus Tanarubun, ditemukan tidak bernyawa diduga akibat terhirup gas beracun dari palka kapal bermuatan kernel sawit saat kapal sedang tambat di Sungai Mentaya Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah.

"Kami akan terus mendalami permasalahan ini. Untuk dugaan sementara korban meninggal akibat menghirup gas beracun, namun hari ini akan dilakukan otopsi untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya korban. Selain itu kami juga akan melakukan pemeriksaan terhadap para saksi serta melakukan olah tempat kejadian perkara," kata Direktur Polairud Polda Kalimantan Tengah Kombes Pol Badarudin di Sampit, Selasa.

Peristiwa itu terjadi Senin (14/1) ketika kapal sedang tambat di perairan seberang Desa Bapanggang Raya Kecamata Mentawa Baru Ketapang. Saat itu kapal sudah bermuatan bermuatan kernel sawit dan menunggu keberangkatan.

Senin siang, Yulianus Tanarubun yang sehari-hari bertugas sebagai operator crane memberitahukan hendak mencari kayu untuk memperbaiki tempat tidur yang rusak. Saat itu tidak ada gelagat aneh dari pria beralamat di Jalan Kalimas Baru 3/3/8 RT 02 RW 06 Keluraha Perak Utara Kecamatan Pabean Cantian Surabaya Provinsi Jawa Timur itu.

Namun hingga pukul 19.00 WIB Yulianus Tanarubun tidak juga terlihat sehingga rekan-rekannya mulai gelisah dan mencarinya di sekitar kapal. Saat seorang rekan korban bernama Dian Purnama mengecek di bagian loker, dia kaget karena melihat korban sudah tergeletak di bawah tangga.

Temuan itu kemudian diberitahukan kepada nakhoda dan kru lainnya di kapal itu. Mereka kemudian turun dengan hati-hati untuk memeriksa kondisi korban. Dari denyut nadinya, diketahui saat itu Yulianus Tanarubun sudah meninggal dunia.

Belum diketahui penyebab pasti kejadian itu karena harus menunggu hasil otopsi oleh Tim Forensik, namun dugaan awal bahwa Yulianus Tanarubun meninggal karena terhirup aroma atau gas beracun dari palka kapal.

Kejadian itu dilaporkan kepada agen kapal yang kemudian melaporkannya ke polisi. Kapal yang dinakhodai Klovis Uniwaly itu kemudian merapat ke Palabuhan Bagendang untuk memudahkan evakuasi koran menuju rumah sakit untuk pemeriksaan medis.

"Korban sudah dievakuasi. Kejadian ini akan diusut untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban, apakah murni karena gas beracun atau ada indikasi lain," ujar Badarudin.

Dia mengimbau seluruh masyarakat dan kru kapal untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di kapal dan perairan. Aturan dan kelengkapan keselamatan harus dipatuhi untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.