ABK meninggal di atas kapal ternyata akibat serangan jantung

id ABK meninggal di atas kapal ternyata akibat serangan jantung,Anak buah kapal,Sungai Mentaya,Kotim,Kotawaringin Timur,ABK meninggal

ABK meninggal di atas kapal ternyata akibat serangan jantung

Polisi mengevakuasi jenazah Yulianus Tanarubun dari kapal menuju rumah sakit untuk diotopsi, Senin (14/1/2019) malam. (Foto Istimewa)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Penyebab meninggalnya seorang anak buah kapal KM Senja Papua bernama Yulianus Tanarubun (41) yang ditemukan saat kapal mereka tambat di Sungai Mentaya Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah pada Senin (14/1) lalu ternyata akibat gangguan jantung.

"Korban meninggal dunia akibat serangan jantung. Saat terjatuh itu mungkin terjatuh dan lepala serta muka terbentu lantai kapal," kata dr Ricka Brilianty Zaluchu di Sampit, Rabu.

Otopsi jenazah dilaksanakan pada Selasa (15/1) sore di RSUD dr Murjani Sampit oleh Tim Dokter RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya yang dipimpin oleh dr Ricka. Otopsi dilakukan untuk memastikan penyebab meninggalnya Yulianus.

Ricka menjelaskan, bagian luar tubuh juga ditemukan pembiruan kuku jari tangan dan bibir, lebam di bagian kepala kiri akibat benturan dan ada garis asimetris di wajah kiri. Itu diduga akibat terbentur saat terjatuh.

Jantung korban mengalami pembesaran. Ada pelemakan di sekitar jantung memicu penyempitan arteri, yaitu pembuluh utama yang mengalirkan darah ke otot jantung. Jantung juga berubah warna menjadi kecoklatan.

Baca juga: ABK ditemukan tak bernyawa diduga terhirup gas beracun

Temuan lainnya, perut korban mengalami pembengkakan dan terjadi pembesaran hati. Berbagai hal bisa menjadi pemicu pembengkakan hati tersebut, di antaranya masalah konsumsi.

"Ada pembengkakan organ dalam, pelemakan, perubahan warna yang tidak lazim dan penyempitan syaraf. Itu yang menjadi pemicunya," kata Ricka.

Kapolres AKBP Mohammad Rommel melalui Kapolsek Kawasan Pelabuhan Mentaya Iptu Irfan Ali Reza mengatakan, otopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab meninggalnya Yulianus. Hasil otopsi menjadi dasar bagi pihaknya menangani kasus tersebut.

Peristiwa itu terjadi Senin (14/1)  ketika kapal sedang tambat di perairan seberang Desa Bapanggang Raya Kecamata Mentawa Baru Ketapang. Saat itu kapal sudah bermuatan bermuatan kernel sawit dan menunggu keberangkatan.

Senin siang, Yulianus Tanarubun yang sehari-hari bertugas sebagai operator crane memberitahukan hendak mencari kayu untuk memperbaiki tempat tidur yang rusak. Saat itu tidak ada gelagat aneh dari pria beralamat di Jalan Kalimas Baru 3/3/8 RT 02 RW 06 Keluraha Perak Utara Kecamatan Pabean Cantian Surabaya Provinsi Jawa Timur itu.

Namun hingga pukul 19.00 WIB Yulianus Tanarubun tidak juga terlihat sehingga rekan-rekannya mulai gelisah dan mencarinya di sekitar kapal. Saat seorang rekan korban bernama Dian Purnama mengecek di bagian loker, dia kaget karena melihat korban sudah tergeletak di bawah tangga.

Temuan itu kemudian diberitahukan kepada nakhoda dan kru lainnya di kapal itu. Mereka  kemudian turun dengan hati-hati untuk memeriksa kondisi korban. Dari denyut nadinya, diketahui saat itu Yulianus Tanarubun sudah meninggal dunia.