Kawasan Utara jadi perhatian serius distribusi logistik pemilu Kotim

id Kawasan Utara jadi perhatian serius distribusi logistik pemilu Kotim,KPU,Komisi Pemilihan Umum,Siti Fathonah Purnaningsih

Kawasan Utara jadi perhatian serius distribusi logistik pemilu Kotim

Bupati H Supian Hadi, Wakil Bupati HM Taufiq Mukri dan seluruh komisioner KPU Kotim saat meninjau logistik pemilu yang sudah tiba di Sampit, belum lama ini. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Kawasan Utara akan menjadi perhatian serius untuk distribusi logistik pemilu serentak di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah karena karena kondisi geografisnya cukup sulit.

"Kita semua sudah tahu bagaimana geografis daerah pemilihan 5 (wilayah Utara) yang begitu sulit. Malanya nanti distribusi logistik ke wilayah itu akan didahulukan," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum Kotawaringin Timur Siti Fathonah Purnaningsih di Sampit, Selasa.

Daerah pemilihan lima atau kawasan Utara meliputi enam kecamatan yaitu Parenggean, Mentaya Hulu, Telaga Antang, Antang Kalang, Tualan Hulu dan Bukit Santuai.

Lokasi wilayah ini cukup jauh dari pusat kota Sampit dengan waktu tempuh lebih dari 2,5 jam. Saat musim hujan seperti sekarang, waktu tempuh bisa lebih lama karena sebagian jalan tanah menjadi rusak dan berlumpur.

Kondisi infrastruktur di kawasan itu masih terbatas. Bahkan masih ada desa yang belum bisa dijangkau melalui jalan darat sehingga harus mengandalkan transportasi sungai melalui sejumlah riam.

Fathonah berharap distribusi nantinya berjalan lancar. Pengalaman saat pendistribusian logistik saat pemilu kepala daerah beberapa waktu lalu akan menjadi pelajaran untuk pendistribusian logistik pemilu nanti.

Saat ini kotak suara, bilik suara dan perlengkapan lainnya sudah tiba di Sampit. KPU masih menunggu kiriman surat suara dan formulir yang akan digunakan saat pemungutan suara 17 April nanti.

Sebelum didistrubusikan, surat suara dan formulir akan disortir untuk memastikan yang didistribusikan nanti tidak ada yang rusak. Penyortiran dan pelipatan akan melibatkan masyarakat yang direkrut dengan sistem dan pengawasan yang ketat untuk mencegah terjadinya penyimpangan.

"Secepatnya setelah itu akan kami distrubusikan. Sesuai aturan, kami menargetkan seluruh logistik sudah ada di TPS saat satu hari sebelum hari H pemungutan suara," kata Fathonah.

Sementara itu, salah satu desa terjauh adalah Desa Tumbang Gagu Kecamatan Antang Kalang. Desa paling ujung itu belum bisa ditempuh melalui jalan darat.

Untuk mencapai Desa Tumbang Gagu, terlebih dulu harus menempuh perjalanan darat dari Sampit menuju pusat Kecamatan Antang Kalang. Waktu tempuh berkisar tiga hingga lima jam, tergantung kondisi jalan karena sebagian rusak dan licin, terlebih saat musim hujan.

Perjalanan kemudian harus dilanjutkan melalui sungai menggunakan perahu motor atau sering disebut ces dengan waktu tempuh sekitar tujuh jam karena belum ada jalan darat. Biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali jalan Rp3 juta, sehingga jika pulang-pergi maka harus mengeluarkan biaya Rp6 juta.

"Begitulah kondisinya karena jalan darat memang belum ada. Membawa barang pun harus mengandalkan transportasi sungai," kata Kepala Desa Tumbang Gagu, Timbang.