Forum Warga peduli AIDS terbentuk di lima desa di Gunung Mas

id kabupaten gunung mas,gumas,dinas kesehatan gumas,Maria Efianti,forum warga peduli aids

Forum Warga peduli AIDS terbentuk di lima desa di Gunung Mas

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas Maria Efianti (kanan) saat memberi keterangan kepada awak media beberapa waktu lalu. (ist)

Kuala Kurun (Antaranews Kalteng) – Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas bersama salah satu perusahaan besar swasta (PBS) yang beroperasi di wilayah setempat, baru saja membentuk Forum Warga Peduli AIDS (WPA) di lima desa tersebar di tiga Kecamatan.

Kelima desa tersebut adalah Tumbang Korik dan Tumbang Ponyoi di Kecamatan Kahayan Hulu Utara, Karetau Sarian di Kecamatan Damang Batu, serta Tumbang Masukih dan Tumbang Hatung di Kecamatan Miri Manasa,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Gumas Maria Efianti saat dihubungi dari Kuala Kurun, Rabu.

Pembentukan Forum WPA merupakan yang pertama kali dilakukan di Kabupaten Gumas, sehingga diharapkan dapat menjadi contoh bagi warga desa/kelurahan lain, agar turut melakukan upaya promotif dan preventif dalam penanganan kasus HIV/AIDS di wilayah masing-masing.

Sebelum Forum WPA terbentuk, Dinkes dan PBS terlebih dahulu melakukan pelatihan dasar konselor dan edukator HIV-AIDS. Pelatihan diikuti oleh dua orang perwakilan dari kelima desa, sehingga mereka memiliki bekal untuk melakukan upaya promotif dan preventif ke masyarakat. 

"Kami mengucapkan terimakasih kepada PBS yang telah mengintegrasikan program corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial, dengan program kesehatan. Harapannya kedepan semakin banyak perusahaan yang perduli dengan program kesehatan," kata Maria.

Sementara itu, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Gumas Anthony L Djaga mengatakan, secara komulatif sejak tahun 2012, pihaknya mencatat ada 42 kasus HIV/AIDS di daerah setempat. Dari 42 kasus, enam orang meninggal dunia dan tersisa 36 penderita HIV/AIDS.

KPA Kabupaten Gumas telah melakukan koordinasi dengan instansi-instansi terkait untuk melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran HIV/AIDS di wilayah setempat, dengan melakukan sosialisasi atau penyuluhan terkait HIV/AIDS kepada masyarakat dan generasi muda.

"Rencananya, KPA juga akan menghadirkan penjangkau atau pendamping. Penjangkau bertugas mencari orang-orang yang terindikasi HIV/AIDS," kata Anthony.

Sedangkan pendamping bertugas mendampingi orang-orang yang sudah dinyatakan positif HIV/AIDS agar mereka berobat secara rutin 

KPA bersama instansi terkait juga akan menjalankan program TOP, yakni Temukan, Obati, dan Pertahankan. Program TOP yang dimaksud adalah temukan dulu pasiennya, obati, dan pertahankan. Pertahankan disini adalah agar pasien tetap mempertahankan meminum obat.

“Program TOP harus bersanding dengan 3 Zero, yakni menghilangkan infeksi HIV baru, menghilangkan diskriminasi terhadap orang yang terkena HIV/AIDS, dan menurunkan kematian akibat AIDS. Semoga kedepan Indonesia khususnya Kabupaten Gunung Mas dapat bebas dari HIV/AIDS,” demikian Anthony.