Gula kelapa bisa jadi solusi terpuruknya nasib petani kelapa Kotim

id Gula kelapa bisa jadi solusi terpuruknya nasib petani kelapa Kotim,Kotawaringin Timur,Sampit,Kopra

Gula kelapa bisa jadi solusi terpuruknya nasib petani kelapa Kotim

Presiden Direktur PT Rimba Makmur Utama Dharsono Hartono saat paparan di Sampit, Selasa (29/1/2019). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (ANTARA) - Pembuatan gula kelapa bisa menjadi solusi bagi petani kelapa di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, yang saat ini masih terpuruk akibat anjloknya harga kelapa dalam setahun terakhir.

"Pangsa pasarnya cukup besar. Kami sudah bicara dengan Unilever dan mereka siap membeli gula kelapa produksi petani di sini. Ini kesempatan besar asal petani kita mau," kata Presiden Direktur PT Rimba Makmur Utama Dharsono Hartono di Sampit, Selasa.

Dharsono baru saja menandatangani nota kesepahaman kerjasama UPT KPHP Mentaya Tengah Seruyan Hilir terkait pengelolaan kawasan hutan secara kolaboratif yang wilayahnya berada di sejumlah kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur.

Komoditas yang akan dikembangkan dalam kerjasama ini adalah pengembangan dan budidaya hasil hutan bukan kayu dalam rangka pengelolaan hutan lestari, rehabilitasi hutan dan lahan kritis, serta pengelolaan berbagai jenis tanaman seperti kelapa dalam yang meliputi pembuatan gula kelapa dan minyak kelapa, rotan, bambu dan jambu mede.

Salah satu produk yang saat ini mulai dipasarkan adalah gula kelapa. Tanggapan pasar cukup bagus, bahkan kini ada peluang untuk memasok gula kelapa ke perusahaan besar serta peluang ekspor.

Selama ini petani kelapa di Kotawaringin Timur mengeluh karena harga sering anjlok saat panen kelapa melimpah. Petani hanya bisa menjual kelapa dan kopra, padahal banyak yang bisa dimanfaatkan dari kelapa untuk menghasilkan nilai jual lebih tinggi.

Sekitar tiga tahun lalu Dharsono mengaku bertemu perusahaan yang salah satu produknya adalah kecap. Dari situlah dirinya baru mengetahui tenyata 80 persen komponen kecap adalah gula kelapa, sedangkan sisanya hanya 20 persen adalah kedelai.

Sejak saat itulah perusahaannya tertarik menggarap peluang produk gula kelapa. Perusahaan menggandeng petani kelapa di Kotawaringin Timur untuk ikut menangkap peluang ini dengan harapan hasilnya akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan petani kelapa.

Ternyata niat itu tidak berjalan mulus karena saat itu hanya tiga orang petani yang tertarik menggelutinya. Sebenarnya bisa saja perusahaan mendatangkan pekerja dari Pulau Jawa, namun itu tidak dilakukan karena tekad perusahaan ingin memberi manfaat terhadap petani lokal sehingga perusahaan memilih membina petani meski secara bertahap.

Perusahaan membuat sekolah pusat pelatihan gula kelapa. Sejak saat itulah petani lainnya mulai tertarik sehingga kini jumlahnya menjadi 68 petani yang bergabung menggeluti pembuatan gula kelapa bermitra dengan perusahaan.

"Dengan pembuatan gula kelapa, kami melihat satu hektare kebun kelapa bisa menghasilkan Rp7 juta per bulan dan itu sudah terbukti dengan cara membuat gula kelapa setiap hari. Dibandingkan hanya mengambil kelapa maupun kopra, itu hanya mendapat sekitar Rp800.000," jelas Dharsono.

Petani makin memahami potensi menjanjikan dari produk gula kelapa. Dharsono menargetkan tahun ini jumlah petani yang bergabung menjadi 120 orang, bahkan nantinya bisa mencapai 2.000 orang.

Potensi kelapa di Kotawaringin Timur sangat besar yang tersebar di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Pihak perusahaan ingin memperkuat dan memberikan kapasitas yang baik kepada petani setampat. 

"Kalau suatu hari ada 2.000 orang yang memanjat kelapa mengolah gula kelapa dalam seharinya maka tidak mungkin lagi pasaran hanya untuk lokal, tetapi target kami nantinya adalah ekspor," jelas Dharsono.

Sementara itu, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, Ichlas Semesta sangat mendukung pengembangan gula kelapa. Ini menjadi peluang baru yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh masyrarkat.

"Potensinya cukup besar. Kami siap membantu untuk pascapanennya namun selama ini belum ada usulan melalui proposal yang disampaikan oleh kelompok tani. Kami akan membantu semaksimal mungkin," demikian Ichlas.