Petani sawit Gumas menjerit akibat kesulitan jual hasil panen

id dprd,gumas,gunung mas,kalteng,kaliimantan tengah,rayanatie djangkan,sepang,mihing raya,sawit,menjerit,petani sawit

Petani sawit Gumas menjerit akibat kesulitan jual hasil panen

(Dari kiri) Sekdes Tewai Baru Berson, Anggota DPRD Gumas Rayaniatie Djangkan dan Ketua BPD Tewai Baru Santo, saat berdialog dengan masyarakat di Desa Tewai Baru Kecamatan Sepang, Rabu (13/2/2019). (Foto Antara Kalteng / Chandra)

Kuala Kurun (Antaranews Kalteng) - Petani kelapa sawit di Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah, banyak yang menjerit karena kesulitan menjual hasil panennya kepada pembeli, salah satunya di Desa Tewai Baru Kecamatan Sepang.

Hal ini dikarenakan belum adanya perusahaan besar swasta ataupun pengepul yang bersedia membeli dan menampung hasil panen, kata Sekretaris Desa Tewai Baru, Berson saat menghadiri reses DPRD Gumas di aula kantor desa setempat, Rabu.

"Sawit kami banyak yang berbuah, sayang sulit untuk dijual. Kami berharap pemerintah memberikan solusi terhadap permasalahan ini,” paparnya.

Padahal banyak warga desa yang membuka lahannya, untuk diolah dan dimanfaatkan menjadi perkebunan kelapa sawit. Untuk itu kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian warga setempat.

Menanggapi permasalahan ini, Anggota DPRD Gumas Rayaniatie Djangkan menjelaskan, pihaknya akan menampung semua keluhan maupun aspirasi yang dikeluhkan warga untuk segera ditindaklanjuti.

"Reses perorangan yang saya lakukan bertujuan untuk melihat, mendengar, menyerap, menjaring, memperjuangkan dan mengawal aspirasi masyarakat," tuturnya.

Selain sulitnya menjual hasil panen sawit, masalah lainnya yang dihadapi warga, yakni sulitnya air bersih, pagar sekolah, bantuan rumah ibadah, pembersihan lahan hingga kebutuhan terhadap lahan pemakaman.

Ia berjanji akan menyampaikan keluhan warga kepada pemerintah kabupaten dan mendorong mereka untuk segera menangani ragam permasalahan tersebut, melalui instansi yang membidangi.

“Dari berbagai aspirasi dan usulan yang disampaikan oleh masyarakat, sebagian sudah dan akan dipenuhi. Seperti berbagai pelatihan pemberdayaan masyarakat, air bersih, bantuan bibit ternak dan lainnya,” ucap politisi Partai Amanat Nasional tersebut.

Legislator yang berasal dari daerah pemilihan I yang mencakup Kecamatan Sepang, Mihing Raya dan Kurun ini menegaskan, hasil reses dibahas kembali pada musyawarah perencanaan pembangunan kecamatan pada 18 Februari 2019 mendatang.

Reses ini dihadiri oleh jajaran pemerintah desa, badan permusyawaratan desa, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, guru, tenaga kesehatan dan pemilik kepentingan lainnya.