Gara-gara pisah ranjang, Perianto nekat gantung diri di pohon rambutan

id Perianto tewas gantung diri di pohon rambutan,Gara-garang pisah ranjang,Kapolsek Bukit Batu Ipda Arif Dany

Gara-gara pisah ranjang, Perianto nekat gantung diri di pohon rambutan

Kapolsek Bukit Batu Ipda Arif Dany didampingi anggotanya menunjukkan lokasi korban gantung diri di atas pohon rambutan yang berada di Kelurahan Banturung, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (14/2/19). (Foto Istimewa)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Diduga akibat ada permasalahan keluarga seorang pria bernama Perianto (32) warga Jalan Massa, Kelurahan Banturung, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di atas pohon rambutan di belakang rumahnya.

"Diduga yang bersangkutan nekat gantung diri karena pisah ranjang dengan istrinya yang kini tinggal di kediaman orang tuanya di Kabupaten Kapuas," kata Kapolsek Bukit Batu Ipda Arif Dany di Palangka Raya, Kamis.

Arif menjelaskan, peristiwa itu pertama kali diketahui oleh Clarita tetangga korban sekitar pukul 05.00 WIB, ketika hendak membuang air kecil di belakang rumahnya. 

Alangkah terkejutnya, melihat tubuh tetangganya dengan kondisi tergantung di atas pohon rambutan tersebut, pihaknya langsung berteriak minta tolong, sehingga warga sekitar berhamburan ke luar rumah mendatangi suara minta tolong. 

"Pagi itu pertama kali mendatangi teriakan Clarita ke lokasi kejadian adalah Bartel Manda (58) yakni ayah dari korban gantung diri. Melihat kondisi anaknya tergantung di atas pohon rambutan dengan tinggi 3 - 4 meter, ia bersama sejumlah warga setempat langsung memotong tali yang terjerat di leher Perianto dan membawa ke kediamannya," katanya.
 
Kapolsek Bukit Batu Ipda Arif Dany memeriksa jasad korban gantung diri dikediamannya yang berada di Kelurahan Banturung, Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (14/2/19). (Foto Istimewa).

Berdasarkan informasi yang dihimpun petugas Polsek Bukit Batu, istrinya yang memilih tinggal di tempat orang tuanya di Kabupaten Kapuas itu, menolak tinggal di tempat suaminya yang juga kediaman orang tua korban. 

Sejak ada permasalahan keluarganya tersebut, korban selalu menutup diri dan jarang berkomunikasi dengan ayah dan sanak keluarganya yang tinggal satu rumah. 

Sehingga dengan tidak tuntasnya permasalahan tersebut, ayah satu orang anak itu nekat mengambil jalan pintas dengan cara mengantungkan dirinya di atas pohon rambutan untuk mengakhiri hidupnya. 

"Kami akan melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang saksi mata yang emngetahui kejadian ini. Hal ini guna mengetahui apakah korban murni gantung diri atau ada dugaan unsur tindak pidana," jelasnya.

Arif juga menambahkan, pihaknya juga sudah meminta tim identifikasi untuk melakukan olah TKP di lokasi kejadian. Dari lokasi kejadian petugas juga berhasil mengamankan seutas tali yang digunakannya untuk mengikat bagian leher korban.

"Lokasi kejadian sudah kita beri tanda garis polisi, sedangkan korban juga menjalani visum di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya," tandas perwira berpangkat balok satu itu.