Barito Utara terima hibah alat mengurangi 'stunting'

id stunting barito utara,sekda barito utara jainal abidin,kepala dinas kesehatan,hibah alat stunting

Barito Utara terima hibah alat mengurangi 'stunting'

Sekda Barito Utara H Jainal Abidin didampingi Plt Kadis Kesehatan H Siswandoyo usai menerima bantuan hibah dari Bappenas dan Kementerian Kesehatan RI beberapa waktu lalu, di Jakarta. (Ist)

Muara Teweh (Antara)-Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalteng, menerima bantuan hibah berupa alat 'anthropometry kit', cetakan jamban dan tablet tambah darah untuk mendukung program pengurangan 'stunting' yang dibiayai oleh luar negeri.
    
Bantuan yang diserahkan ini berupa barang dari Pemerintah Pusat melalui Bappenas dan Kementerian Kesehatan ini untuk program mengatasi masalah stunting berasal dari Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM), bantuan ini terlaksana dengan dana hibah dari Millennium Challenge Compact (MCC), kata Sekretaris Daerah pemkab Barito Utara H Jainal Abidin di Muara Teweh, Jumat.
    
"Manfaat bantuan itu untuk mencegah atau mengurangi angka stunting yang ada di Kabupaten Barito Utara. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak balita (tidak maksimal) atau kekurangan gizi kronis pada sepuluh hari pertama kehidupan anak. Jika kita lihat anak usia lima tahun dengan tinggi normal 110 cm, tapi yang terkena stunting mungkin tingginya 100 cm," tambah dia.
    
Stunting ini, kata dia,  juga fisiknya ada sedikit pengaruhnya terhadap inteligensia. Intelegensia ini adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
    
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
    
"Diharapkan dengan adanya bantuan tersebut intervensinya adalah tambah darah (suplemen) yang diberikan kepada ibu yang mengandung (hamil) agar anak dalam kandungannya lebih sehat, sesuai dengan gizi yang diperlukan untuk kehamilan tercukupi," kata dia.
    
Plt Kadis Kesehatan setempat H Siswandoyo menambahkan antropometri adalah sebuah studi tentang pengukuran tubuh dimensi manusia dari tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak. 
    
"Jadi setiap bulan di posyandu-posyandu terus melakukan antropometri ini untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan si balita, dan setiap bulan harus meningkat, jangan sampai berada di bawah garis merah (BGM)," ucapnya.

Dia mengatakan, saat ini isunya lagi isu stunting. Jadi di Kabupaten Barito Utara pada lima tahun sebelumnya angka stunting ini mencapai 37 persen anak balita di daerah ini terkena stunting. Dan setelah ada intervensi menjadi menurun sekitar 30 persen.
    
"Pada lima tahun lalu, Kabupaten Barito Utara diberikan bantuan hibah anthropometry kit, cetakan jamban dan tablet tambah darah dan pelatihan-pelatihan kader posyandu, pelatihan bidan, palatihan tenaga kesehatan lainnya, untuk mendukung program pengurangan stunting ini. Dan saat ini angka stunting di daerah ini dari 37 persen menjadi 30 persen, turun sekitar 7 persen," ujarnya.