Kesal jalan rusak, warga Desa Sumber Garunggung tutup jalan

id Batu bara, warga Desa Sumber Garunggung tutup jalan,Tanbang,Barito Timur ,Truk

Kesal jalan rusak, warga Desa Sumber Garunggung tutup jalan

Warga Desa Sumber Garunggung, Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur menutup jalan setempat karena rusak akibat sering dilalui angkutan batu bara, Minggu (17/2/2019). (Foto Istimewa)

Tamiang Layang (Antaranews Kalteng) - Puluhan warga Desa Sumber Garunggung Kecamatan Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah, menutup jalan yang melintasi desa mereka karena kesal jalan selalu rusak, diduga imbas tingginya lalu lintas truk bermuatan hasil tambang.



"Jalan yang kami gunakan sebagai akses sehari-hari rusak akibat dilintasi truk angkutan batu bara," kata Kepala Desa Sumber Garunggung, Supardi saat dihubungi, Minggu.



Supardi menjelaskan penutupan jalan dilakukan warga berdasarkan kesepakatan bersama karena adanya aktivitas angkutan pertambangan melintasi jalan desa membuat jalan rusak.



Sebelumnya, warga bersama pemerintah desa mengadakan rapat dan menyepakati menutup jalan yang dibuat dari dana hibah melalui program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) itu agar tidak dilintasi kendaraan roda empat  maupun roda enam.



Menurutnya, para penambang tidak pernah menyampaikan legalitas perusahaan kepada Pemerintah Desa Sumber Garunggu. Bahkan sosialisasi terkait rencana penambangan pun tidak ada.



Saat ini banyak lubang bekas galian tambang batu bara membentuk danau danau kecil. Tidak ada reklamasi dilakukan pihak penambang, bahkan ada tambang yang sudah tidak beraktivitas lagi.



Menurut Supardi, sesuai Undang-Undang Dasar 1945 ditegaskan bahwa kekayaan alam di atas maupun di dalam tanah dikuasai oleh negara yang bertujuan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat.



"Kami menuntut komitmen perusahaan untuk membantu pembangunan desa, misalnya penyediaan air bersih, kesehatan dan pendidikan di Desa Sumber Garunggung," tegas Supardi.



Supardi menambahkan, saat ini kekayaan Desa Sumber Garunggung, berupa batu bara hampir habis sia-sia, tanpa ada kontribusi positif oleh penambang bagi pembangunan desa.



Jika ditinggalkan tanpa ada perbaikan seperti reboisasi atau reklamasi, maka kerugian lingkungan yang timbul akibat aktivitas pertambangan sangat merugikan negara dan masyarakat akibat dampak buruk lingkungan.



"Kami harapkan ada mediasi yang bisa mempertemukan warga dengan para penambang untuk musyarawah mufakat. Jika tidak ada, maka kami lakukan aksi penututup jalan hingga ada kejelasan," demikian Supardi.