Burung hantu resahkan pembudidaya sarang walet Kotim

id Burung hantu resahkan pembudidaya sarang walet Kotim,Sampit,Walet,Pajak walet,Kotim,Kotawaringin Timur

Burung hantu resahkan pembudidaya sarang walet Kotim

Lima burung hantu berhasil ditangkap menggunakan jaring oleh warga Desa Samuda Besar Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. (Foto Jurnalis Warga)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Serangan burung hantu ke bangunan-bangunan budidaya sarang burung walet, membuat resah sebagian pembudidaya sarang walet di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah.

"Burung hantu itu bisa memakan burung walet. Biasanya burung hantu menunggu di dekat lubang masuk. Jadi ketika ada burung walet masuk maka langsung diburu dan dimangsa," kata Budi, salah satu pembudidaya sarang walet di Sampit, Rabu.

Gangguan burung hantu memang menjadi ancaman bagi usaha budidaya sarang walet, selain ancaman serangan tikus. Bangunan budidaya sarang walet yang dimasuki burung hantu dikhawatirkan berdampak pada produksi sarang lantaran populasi burung walet bisa berkurang akibat dimangsa burung hantu.

Lebih parah, gangguan burung hantu dikhawatirkan membuat burung walet kabur dan tidak lagi bersarang di bangunan itu. Untuk itulah pembudidaya sangat khawatir bangunan budidaya sarang walet mereka dimasuki burung hantu.

"Kalau saya, untuk mengatasi itu saya pasangi lampu supaya burung hantunya pergi. Tapi ada juga orang yang memilih memburu burung hantu itu dengan cara ditembak menggunakan senapan angin," ujar Budi.

Saat ini gangguan burung hantu dikeluhkan pembudidaya sarang walet di kawasan Selatan. Banyaknya burung hantu diduga karena di kawasan pesisir itu masih banyak terdapat hutan sehingga populasi burung hantu diperkirakan masih banyak.

Noor Elman, seorang pengusaha walet di Desa Samuda Besar Kecamatan Mentaya Hilir Selatan mengaku sangat kesal dengan keberadaan burung hantu karena berdampak terhadap usaha budidaya sarang walet miliknya. Sudah berbagai upaya untuk mengusirnya namun burung hantu tetap kembali masuk.

Sejak dibangun lima tahun lalu, sudah sering burung hantu masuk ke bangunan budidaya sarang walet. Berbagai cara seperti memburu menggunakan senapan angin, memperkecil lubang masuk, memasang racun dan upaya lainnya, belum membuahkan hasil.

"Kemudian kami coba memasang jaring di dekat lubang masuk saat siang hari karena saat itu burung walet keluar mencari makan, ternyata berhasil. Ada lima burung hantu yang tersangkut sehingga berhasil ditangkap," ujar Elman.

Elman berharap cara ini akan terus ampuh untuk menangkap burung hantu yang sering mengganggu budidaya sarang walet. Dia berharap tidak ada lagi burung hantu datang sehingga produksi sarang walet kembali meningkat.

Sekadar diketahui, budidaya sarang walet masih menjadi favorit masyarakat Kotawaringin Timur karena hasilnya sangat menggiurkan. Harga sarang walet sangat tinggi yakni di atas Rp13 juta per kilogram.