Kebakaran lahan gambut di Kalteng masih berpotensi terjadi

id Kebakaran lahan gambut di Kalteng masih berpotensi terjadi,BRG,Badan Restorasi Gambut

Kebakaran lahan gambut di Kalteng masih berpotensi terjadi

Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna A Safitri berdiskusi dengan sejumlah awak media di Kota Palangka Raya terkait apa yang sudah diperbuat BRG terhadap lahan gambut di Provinsi Kalimantan Tengah, Jumat (22/2/19). (Foto Antara Kalteng/Adi Wibowo).

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Badan Restorasi Gambut (BRG) terus melakukan upaya aktif restorasi gambut melalui kegiatan pembasahan kembali (rewetting), revegetasi dan revitalisasi sosial ekonomi masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah.   

"Tetapi hendaknya harus tetap waspada, karena kebakaran tersebut masih berpotensi terjadi. Sebab kerusakan gambut yang sangat parah memerlukan waktu panjang untuk pemulihannya, karena gambut belum sepenuhnya kembali pada kondisi semula," kata Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna A Safitri dalam kegiatan diskusi media di Kota Palangka Raya, Jumat.
 
Dia mengatakan, hingga 2018 luasan lahan terdampak kegiatan restorasi yang dilakukan BRG bersama para mitra serta masyarakat di provinsi setempat, sebesar 366.746 hektare.

Namun demikian, BRG mencatat penurunan titik panas secara signifikan ditemukan pada lokasi yang makin dekat dengan Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut (PIPG). Jika berada pada radius 0-1 kilometer dari PIPG, rata-rata hanya ada 2,4 persen titik panas (hotspot). 

Semakin jauh dari PlPG, titik panas selalu bertambah. Misalnya pada jarak 1-2 kilometer, ditemukan 5,6 persen titik panas dan pada jarak lebih dari 2 kilometer ada 92 persen titik panas. 

"Di 2018, kegiatan fisik restorasi gambut dilakukan melalui mekanisme tugas pembantuan oleh pemerintah daerah," katanya. 
Petugas Masyarakat Peduli Api (MPA) yang berada di Desa Gohong, Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah membasahi lahan gambut milik warga yang beberapa tahun lalu pernah terbakar, Jumat (22/2/19). (Foto Antara Kalteng/Adi Wibowo).

Kemudian itu, tambah Myrna, Kalteng juga mendapat penghargaan sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pelaksana Tugas Pembantuan (TP) terbaik 2018 dari BRG pada tahun 2018, OPD Lingkungan Hidup Kalteng membangun 2.500 unit sumur bor, 1.250 unit sekat kanal. 

Baca juga: Desa gambut 7 provinsi ikuti Jambore masyarakat gambut

Baca juga: BRG dan Kemitraan Perkuat Wawasan Fasilitator Desa Peduli Gambut

Baca juga: Kalteng "Tenggelam" Apabila Gambutnya Tidak Dikelola Dengan Baik


Sementara itu, melalui mekanisme Penugasan kepada Taman Nasional, dibangun 100 sekat kanal, 1.500 sumur bor serta 15 titik timbun kanal untuk program rewetting revegetasi pada 2018 di Kalteng, dilakukan pada 350 hektare lahan serta telah didistribusikan kepada kelompok masyarakat di desa pada area target restorasi sebanyak 69 paket revitalisasi sosial-ekonomi berupa paket peternakan, perikanan dan perkebunan. 

Salah satu desa di Kalimantan Tengah yang terdampak upaya restorasi gambut adalah Desa Gohong yang berada di Kabupaten Pulang Pisau. 

Kepala Desa Gohong, Yanto Alam, menyatakan bahwa upaya restorasi gambut di desanya membuahkan hasil. Para aparat, petani dan warga desa pun bekerja sama untuk memanfaatkan infrastruktur pembasahan lahan gambut dan mengelolan lahan gambut tanpa bakar. 

"BRG bersama dengan masyarakat Desa Gohong telah melakukana pengolahan lahan gambut yang kritis dengan cara tanpa bakar. Upaya pelestarian ekosistem gambut di Desa Gohong juga didukung oleh aparat desa dengan memberlakukan larangan pembakaran lahan gambut," beber Yanto. 

Kegiatan restorasi BRG bersama masyarakat dilakukan dalam program Desa Peduli Gambut (DPG) Untuk Provinsi Kalimantan Tengah, program DPG pada 2017-2018 dilakukan BRG bersama para mitra. 

Baca juga: Kalteng-Sumatra Jadi Salah Satu Kandidiat Pusat Gambut Tropis

Baca juga: Gubernur Kalteng Sebut Pengusaha Malaysia dan Singapura Banyak Bakar Lahan

Baca juga: BRG diminta terbuka terkait program sumur bor