Warga Kotim enggan direlokasi dari daerah langganan banjir

id Warga Kotim enggan direlokasi dari daerah langganan banjir,Kotawaringin timur,Sampit,Cempaga Hulu,Ubaidillah

Warga Kotim enggan direlokasi dari daerah langganan banjir

Tim gabungan menggunakan perahu karet untuk memudahkan menjangkau rumah warga Desa Sungai Ubar Mandiri yang terendam banjir, belum lama ini. (Foto BPBD Kotim)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengan, harus selalu siaga karena banyak kawasan yang sering terendam banjr saat musim hujan, sementara warga korban banjir enggan direlokasi.

"Ditawari pindah ke lokasi yang aman dari banjir, mereka tidak mau. Mereka seolah-olah menganggap banjir adalah hal biasa dan rutin terjadi setiap tahun, tapi pemerintah kan tidak bisa berpendapat seperti itu," kata Camat Cempaga Hulu, Ubaidillah di Sampit, Senin.

Salah satu desa di Kecamatan Cempaga Hulu yang paling sering dilanda banjir adalah Desa Sungai Ubar Mandiri. Awal Februari lalu, banjir kembali merendam jalan dan sejumlah rumah warga di desa itu hingga beberapa hari dan mengakibatkan warga kesulitan beraktivitas.

Ubaidillah menjelaskan, sekitar 20 persen rumah warga Desa Sungai Ubar Mandiri terletak di bantaran sungai yang cukup rendah. Akibatnya, rumah-rumah itu sangat mudah terendam banjir saat sungai meluap akibat tingginya curah hujan.

Ubaidillah menegaskan, banjir tersebut biasanya tidak berlangsung lama karena air terus mengalir ke sungai. Namun banjir bisa pula terjadi hingga berhari-hari dan merendam sejumlah rumah warga jika curah hujan sangat tinggi.

Banjir bisa terjadi secara tiba-tiba jika terjadi hujan deras, namun terkadang tidak berapa lama banjir kembali surut. Kondisi itulah yang terkadang membuat aparatur desa terlambat melaporkan karena menganggap kejadian itu sudah biasa.

Meski begitu, Ubaidillah mengatakan, pihaknya tetap selalu memantau kondisi di lapangan meski banjir tersebut dianggap sebagai kejadian biasa oleh warga. Pihaknya tidak ingin lalai karena apapun alasannya, banjir harus selalu diwaspadai agar tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Masyarakat enggan direlokasi karena di lokasi rumah mereka saat ini cukup mudah untuk beraktivitas, seperti ke kebun dan mencari ikan di sungai. Masyarakat juga menilai banjir hanya terjadi saat musim hujan, sedangkan sisanya mereka bisa tetap tenang tinggal di bantaran sungai tersebut.

"Kami sudah meminta kepala desa untuk selalu melaporkan jika terjadi banjir. Selanjutnya, kami juga melaporkan kejadian itu ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) supaya dapat menjadi perhatian bersama untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan," kata Ubaidillah.

Ubaidillah bersyukur karena meski banjir seakan menjadi langganan terjadi di Desa Sungai Ubar Mandiri, namun perhatian pemerintah kabupaten dan pihak swasta tetap tinggi. Ketika banjir terjadi cukup lama hingga berhari-hari, bantuan datang untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok karena biasanya mereka tidak bisa bekerja saat banjir melanda.