Sudah dua balita Kotim meninggal akibat demam berdarah

id Sudah dua balita Kotim meninggal akibat demam berdarah,DBD,Demam berdarah,Faisal Novendra cahyanto,Sampit,Nyamuk

Sudah dua balita Kotim meninggal akibat demam berdarah

Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, dr Faisal Novendra Cahyanto. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) yang meninggal di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, bertambah menjadi dua orang, kedua-duanya masih balita.

"Memang ada penderita DBD meninggal di Kecamatan Parenggean. Usianya juga balita (bawah lima tahun). Ini masih kami telusuri mendalam sambil melakukan penanggulangan agar tidak meluas," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, dr Faisal Novendra Cahyanto di Sampit, Selasa.

Menurutnya, awalnya pihak keluarga menduga anak tersebut hanya menderita demam biasa. Saat diperiksa ke RS Pratama Parenggean, barulah diketahui anak tersebut menderita demam berdarah, namun saat itu kondisinya sudah kritis sehingga nyawanya tidak tertolong.

Meninggalnya penderita demam berdarah di Parenggean cukup mengejutkan karena sebelumnya kecamatan itu tidak termasuk yang dianggap sangat rawan penyakit mematikan tersebut. Dinas Kesehatan fokus menangani di Sampit yang meliputi Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang karena sudah ada korban jiwa yaitu seorang bayi di Baamang yang meninggal dunia akibat demam berdarah.

Faisal menjelaskan, saat ini kecenderungan di banyak daerah sedang terjadi peningkatan penyakit demam berdarah. Kondisi ini harus terus diwaspadai hingga Maret atau April mendatang.

Meski terdapat dua balita meninggal dunia, namun angka kasus demam berdarah di Kotawaringin Timur terbilang lebih rendah dibanding daerah lain. Hingga pekan lalu terdata sekitar 56 kasus demam berdarah di kabupaten ini.

Upaya pemberantasan sarang nyamuk yang gencar dilaksanakan di Kotawaringin Timur dengan melibatkan masyarakat, khususnya di Sampit, dinilai sangat efektif menekan angka penyakit demam berdarah. Langkah ini terus dilakukan agar tidak ada lagi warga yang terserang demam berdarah.

"Dampak efektif pemberantasan jentik sudah terasa. Saat angka kasus demam berdarah secara nasional saat ini tinggi, Kotawaringin Timur masih rendah. Kami berharap bisa mengerem peningkatan demam berdarah sampai bulan depan," kata Faisal.

Dinas Kesehatan terus mengajak masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk dengan cara membersihkan lingkungan secara rutin sehingga nyamuk aedes aegypti penular demam berdarah tidak sampai berkembang biak.

Warga yang membutuhkan abate bisa langsung mendapatkannya secara gratis dengan meminta ke Puskesmas terdekat. Dinas Kesehatan sudah mengusulkan permintaan tambahan 750 kilogram abate untuk mengoptimalkan pemberantasan jentik. 

Penyakit demam berdarah selalu menjadi momok setiap musim penghujan karena Kotawaringin Timur termasuk daerah endemis penyakit mematikan tersebut. Faisal meminta warga segera membawa berobat jika ada anggota keluarga yang demam agar diketahui penyebabnya sehingga bisa cepat ditangani intensif jika itu disebabkan oleh demam berdarah.

Sejauh ini, penderita demam berdarah terbanyak adalah kalangan anak-anak. Penanganan yang cepat dan tepat terhadap penderita demam berdarah dapat mengurangi risiko kematian.