Libatkan pihak swasta capai target pertumbuhan ekonomi

id Presiden Jokowi,Libatkan pihak swasta capai target pertumbuhan ekonomi,jokowi

Libatkan pihak swasta capai target pertumbuhan ekonomi

Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengingatkan perlunya melibatkan pihak swasta untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan untuk 2019 dan pada 2020.

"Kita harus terus menjaga momentum kinerja perekonomian kita yang tumbuh dengan positif. Saya selalu menekankan APBN jelas memiliki keterbatasan. Untuk itu harus diciptakan inovasi sinergi yang melibatkan dunia swasta," kata Presiden Jokowi saat sidang kabinet paripurna membahas Rencana Kerja Pemerintah 2020 di Kantor Presiden Jakarta, Rabu.

Presiden menyebutkan dirinya berulang kali mengingatkan perlunya mencapai target itu melalui peningkatan investasi dan ekspor.

Berbagai reformasi untuk peningkatan investasi dan ekspor harus terus digulirkan untuk memperkuat kepercayaan para pelaku usaha agar bisa menciptakan manfaat sebesar-besarnya, membuka lapangan pekerjaan dan mengatasi pengangguran

Pada awal sambutannya, Presiden mengatakan walaupun tahun 2019 ini sebentar lagi masuk ke pileg maupun pilpres, namun tahapan kerja teknokratik harus tetap berjalan secara berkesinambungan berkelanjutan.

"Seperti penyusunan RKP sekarang ini dan juga penetapan kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal untuk tahun 2020 harus dilakukan," katanya.

Ia menyebutkan penyusunan RKP dan kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2020 harus dilakukan karena menjadi dasar penyusunan RAPBN 2020 dengan mengacu ke RPJMN teknokratik yang sedang difinalisasi di Bappenas.

Kepala Negara juga menyebutkan untuk menjaga keberlangsungan pembangunan nasional, maka pada 2020 prioritas pembangunan SDM tetap harus dikedepankan menyambung prioritas SDM yang dimulai 2019.

Presiden juga mengingatkan tahun 2019 maupun tahun 2020, Indonesia harus mampu mengantisipasi dinamika perekonomian dunia yg terus bergerak berubah dengan sangat dinamis.

"Baik terkait normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat, fluktuasi harga komoditas, perang dagang dan proteksionisme, moderasi pertumbuhan di Tiongkok, maupun keamanan dan geopolitik dunia," katanya.