Orangutan sudah dilepasliarkan di hutan Gunung Lumut
Muara Teweh (ANTARA) - Seekor orangutan (Pongo pygmaeus) jenis kelamin jantan diduga tersesat dan masuk kampung di wilayah Desa Lampeong I Kecamatan Gunung Purei Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, telah dilepasliarkan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut.
"Kami berangkat bersama tim BKSDA dan lainnya sudah agak sore pada Kamis (7/3) sehingga sampai di lokasi untuk melepas orangutan itu sudah malam sekitar pukul 19.00 WIB di kawasan hutan lindung Gunung Lumut," kata Kapolres Barito Utara AKBP Dostan Matheus Siregar melalui Kapolsek Gunung Purei Ipda Kuslan yang berada di Desa Lampeong dihubungi dari Muara Teweh, Jumat.
Menurut Kuslan, perjalanan untuk menuju kawasan Gunung Lumut ini ditempuh sekitar 40 kilometer dari Desa Lampeong dengan tujuan Desa Muara Mea dan dilanjutkan ke jalan perusahaan HPH PT Indexim Utama.
"Dalam perjalanan tidak ada kendala sehingga pelepasan orangutan ini berjalan lancar," kata Kuslan.
Baca juga: Orangutan masuk Desa Lampeong dilepasliarkan di Hutan Lindung Gunung Lumut
Sebelumnya anggota Tim WRU Wildlife Rescue unit Seksi Konservasi Wilayah III Muara Teweh BKSDA Kalteng, Perdi mengatakan alasan dilepasliarkan ini, karena satwa yang dilindungi ini saat diperiksa oleh tim medis dari Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Nyaru Menteng Palangka Raya, dinyatakan sehat.Sehingga harus dikembalikan ke hutan dimana tempatnya selama ini.
"Satwa primata ini sehat bahkan terlihat jinak, sehingga diperkirakan seperti pernah dipelihara," kata Perdi.
Orangutan yang terlihat sudah tua dan punya jipet (pipi yang menggelambir) ini diketahui warga setempat masuk desa pada Selasa (4/3) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
Satwa primata menjadi tontonan masyarakat setempat karena sudah tua sehingga banyak aktif di bawah, kecuali kalau sudah malam atau mau tidur baru naik ke atas pohon.
"Sebelum dilepasliar orangutan tersebut sudah diamankan dalam kurungan di dalam mobil terbuka di halaman Polsek Gunung Purei," ujarnya.
Kawasan HL Gunung Lumut seluas 28.000 hektare yang masih menjadi bagian kawasan Pegunungan Schawaner dan Muller itu merupakan habitat beberapa flora dan fauna asli Kalimantan.
Pada 2003 - 2005 lalu kawasan hutan Gunung Lumut sudah diteliti oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk menyurvei potensi keanekaragaman hayati di gunung yang memiliki puncak tertinggi sekitar 1.210 mdpl ini.
Baca juga: Orangutan masuk desa di pedalaman Barito Utara [VIDEO]
"Kami berangkat bersama tim BKSDA dan lainnya sudah agak sore pada Kamis (7/3) sehingga sampai di lokasi untuk melepas orangutan itu sudah malam sekitar pukul 19.00 WIB di kawasan hutan lindung Gunung Lumut," kata Kapolres Barito Utara AKBP Dostan Matheus Siregar melalui Kapolsek Gunung Purei Ipda Kuslan yang berada di Desa Lampeong dihubungi dari Muara Teweh, Jumat.
Menurut Kuslan, perjalanan untuk menuju kawasan Gunung Lumut ini ditempuh sekitar 40 kilometer dari Desa Lampeong dengan tujuan Desa Muara Mea dan dilanjutkan ke jalan perusahaan HPH PT Indexim Utama.
"Dalam perjalanan tidak ada kendala sehingga pelepasan orangutan ini berjalan lancar," kata Kuslan.
Baca juga: Orangutan masuk Desa Lampeong dilepasliarkan di Hutan Lindung Gunung Lumut
Sebelumnya anggota Tim WRU Wildlife Rescue unit Seksi Konservasi Wilayah III Muara Teweh BKSDA Kalteng, Perdi mengatakan alasan dilepasliarkan ini, karena satwa yang dilindungi ini saat diperiksa oleh tim medis dari Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Nyaru Menteng Palangka Raya, dinyatakan sehat.Sehingga harus dikembalikan ke hutan dimana tempatnya selama ini.
"Satwa primata ini sehat bahkan terlihat jinak, sehingga diperkirakan seperti pernah dipelihara," kata Perdi.
Orangutan yang terlihat sudah tua dan punya jipet (pipi yang menggelambir) ini diketahui warga setempat masuk desa pada Selasa (4/3) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
Satwa primata menjadi tontonan masyarakat setempat karena sudah tua sehingga banyak aktif di bawah, kecuali kalau sudah malam atau mau tidur baru naik ke atas pohon.
"Sebelum dilepasliar orangutan tersebut sudah diamankan dalam kurungan di dalam mobil terbuka di halaman Polsek Gunung Purei," ujarnya.
Kawasan HL Gunung Lumut seluas 28.000 hektare yang masih menjadi bagian kawasan Pegunungan Schawaner dan Muller itu merupakan habitat beberapa flora dan fauna asli Kalimantan.
Pada 2003 - 2005 lalu kawasan hutan Gunung Lumut sudah diteliti oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk menyurvei potensi keanekaragaman hayati di gunung yang memiliki puncak tertinggi sekitar 1.210 mdpl ini.
Baca juga: Orangutan masuk desa di pedalaman Barito Utara [VIDEO]