Pemkab Kotim tetapkan status siaga banjir

id Pemkab Kotim tetapkan status siaga banjir,BPBD Kotim,Muhammad Yusuf,Banjir

Pemkab Kotim tetapkan status siaga banjir

Kepala Pelaksana BPBD Kotim Muhammad Yusuf. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Muhammad Yusuf menegaskan, daerah tersebut saat ini siaga banjir karena curah hujan masih tinggi.

"Siaga banjir yang ditetapkan ini akan berlaku hingga akhir April 2019 nanti, setelah itu akan kami evaluasi kembali. Jika perkiraan cuaca berubah maka tidak menutup kemungkinan status tersebut akan diperpanjang," katanya di Sampit Jumat.

Yusuf meminta kepada seluruh masyarakat untuk waspada karena sewaktu-waktu bisa turun hujan deras dan dapat mengakibatkan banjir.

"Hujan lebat dapat berlangsung lama, untuk itu masyarakat terutama yang tinggal di wilayah dataran rendah harus berhati-hati dan selalu waspada datangnya banjir," tambahnya.

Dikatakannya, daerah rawan banjir berada di wilayah utara Kabupaten Kotawaringin Timur, seperti Desa Hanjalipan, Kecamatan Kota Besi dan sekitarnya, kemudian Desa Sungai Ubar Mandiri, Kecamatan Cempaga Hulu dan sekitarnya.

"Banjir bisa masuk ke dalam rumah warga. Kalau di Desa Hanjalipan sudah sering terjadi banjir, namun masih dalam kondisi aman," terangnya.

Untuk mengatisipasi semua itu, BPBD Kabupaten kotawaringin Timur telah membentuk Tim Reaksi Cepat. Jika terjadi banjir yang cukup membahayakan masyarakat, tim akan langsung turun untuk menangani dan membantu korban  banjir.

"Kami juga terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan kepala desa. Agar segera memberikan informasi secepatnya kepada kami," ucapnya.

Menurut Yusuf, di Kabupaten Kotawaringin Timur ada sebanyak 65 desa yang rawan banjir. Desa tersebut berada di 10 kecamatan.

"Kami terus memantau ke 65 desa yang rawan banjir tersebut jika terjadi bencana bisa dengan cepat diberikan bantuan," jelasnya.

Banjir yang sering terjadi di wilayah utara Kotawaringin Timur akibat sungai kecil yang meluap karena tidak mampu menampung air hujan. Sehingga tumpah ke permukiman warga dan mengakibatkan beberapa wilayah tergenang.