Lamandau Bersholawat diyakini mampu turunkan suhu politik
Semua pihak juga harus memahami, perbedaan saat pemilu merupakan wujud dari demokrasi
Nanga Bulik (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah, baru saja menggelar kegiatan keagamaan berupa Lamandau Bersholawat yang dihadiri ribuan masyarakat dari berbagai daerah.
"Kegiatan ini sebagai upaya pembinaan dan pembangunan di bidang keagamaan terhadap masyarakat," kata Bupati Lamandau Hendra Lesmana di Nanga Bulik, Minggu.
Lamandau Bersholawat yang mendatangkan Habib Syech Bin Abdul Qodir As-Segaf, selain dihadiri masyarakat Lamandau, juga dihadiri masyarakat dari kabupaten lain, seperti Sukamara, Kotawaringin Barat hingga Seruyan.
Hendra menjelaskan, kegiatan ini diyakini menurunkan suhu politik jelang pelaksanaan pemilu serentak yang akan digelar pada 17 April 2019 mendatang.
Perbedaan pilihan saat pemilu seringkali menimbulkan perdebatan dan perselisihan, untuk itu diperlukan kegiatan yang mampu mencairkan suasana dalam kehidupan bermasyarakat.
"Semua pihak juga harus memahami, perbedaan saat pemilu merupakan wujud dari demokrasi," ungkapnya kepada Antara Kalteng.
Sementara itu, pada saat kegiatan tersebut digelar, masyarakat yang hadir larut dalam lantunan sholawat nabi, seperti sholawat dengan syair Qomarun, sholawat Badar serta syair berbahasa Arab lainnya.
Ia berharap melalui lantunan sholawat tersebut, semua pihak mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat, dengan terciptanya keamanan, kedamaian, kesejahteraan, keberkahan dan persatuan antar umat.
"Juga sebagai bagian dari integral dalam upaya meletakkan landasan moral dan spiritual yang kokoh dalam setiap kegiatan pembangunan," jelas Hendra.
"Kegiatan ini sebagai upaya pembinaan dan pembangunan di bidang keagamaan terhadap masyarakat," kata Bupati Lamandau Hendra Lesmana di Nanga Bulik, Minggu.
Lamandau Bersholawat yang mendatangkan Habib Syech Bin Abdul Qodir As-Segaf, selain dihadiri masyarakat Lamandau, juga dihadiri masyarakat dari kabupaten lain, seperti Sukamara, Kotawaringin Barat hingga Seruyan.
Hendra menjelaskan, kegiatan ini diyakini menurunkan suhu politik jelang pelaksanaan pemilu serentak yang akan digelar pada 17 April 2019 mendatang.
Perbedaan pilihan saat pemilu seringkali menimbulkan perdebatan dan perselisihan, untuk itu diperlukan kegiatan yang mampu mencairkan suasana dalam kehidupan bermasyarakat.
"Semua pihak juga harus memahami, perbedaan saat pemilu merupakan wujud dari demokrasi," ungkapnya kepada Antara Kalteng.
Sementara itu, pada saat kegiatan tersebut digelar, masyarakat yang hadir larut dalam lantunan sholawat nabi, seperti sholawat dengan syair Qomarun, sholawat Badar serta syair berbahasa Arab lainnya.
Ia berharap melalui lantunan sholawat tersebut, semua pihak mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat, dengan terciptanya keamanan, kedamaian, kesejahteraan, keberkahan dan persatuan antar umat.
"Juga sebagai bagian dari integral dalam upaya meletakkan landasan moral dan spiritual yang kokoh dalam setiap kegiatan pembangunan," jelas Hendra.