Warga Sampit kaget beruang muncul di permukiman

id Warga Sampit kaget beruang muncul di permukiman,BKSDA,Kalteng,Sampit,Muriansyah

Warga Sampit kaget beruang muncul di permukiman

Tim dari BKSDA Pos Jaga Sampit memasang perangkap besi untuk menangkap beruang yang masuk di sekitar pemukiman warga, Kamis (14/3/2019). (Foto Jurnalis Warga)

Sampit (ANTARA) - Seekor beruang masuk di pemukiman warga Jalan Mentaya Raya, Kelurahan Baamang Barat, Kecamatan Baamang, Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, sehingga membuat warga setempat kaget dan takut.

Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit, Muriansyah membenarkan hal tersebut.

"Laporan warga setempat kami terima, beruang tersebut terlihat pada Rabu (13/3/2019). Sekarang kami sedang berupaya melakukan pencarian serta memasang perangkap besi di sekitar lokasi beruang tersebut terlihat," tambahnya.

Dikatakannya, keterangan masyarakat yang sempat melihat beruang, satwa liar tersebut berwarna hitam dengan ukuran tubuhnya seukuran anjing dewasa.

"Masih belum kami ketahui jenis beruang tersebut, namun jika dilihat dari ciri-ciri yang disampaikan warga, satwa dilindungi tersebut sepertinya beruang madu," jelas Muriansyah.

Untuk menangkap beruang tersebut, tim BKSDA Pos Jaga Sampit memasang perangkap yang terbuat dari besi dan diberi umpan buah cempedak.

"Mudah-mudahan beruang tersebut tertarik dengan umpan yang kami pasang di dalam perangkap, sehingga beruang itu bisa segera kita tangkap," ucapnya.

Muriansyah memperkirakan beruang tersebut saat ini masih berada di dalam semak-semak di sekitar permukiman tersebut.

"Jika dilihat dari kondisi lokasi yang sangat jauh dari hutan, mungkin beruang tersebut adalah peliharaan warga yang terlepas. Kalau beruang liar sangatlah kecil kemungkinannya," terang Muriansyah.

Menurut Muriansyah, beruang madu saat ini mulai langka dan sangat sulit ditemukan. Beruang madu juga termasuk dalam kategori dilindungi karena satwa tersebut sudah hampir punah.

Beruang madu memiliki ukuran kecil dibanding dengan beruang jenis lainnya. Beruang madu memiliki cakar kuku yang tajam. Berkurangnya jumlah beruang di Kotawaringin Timur karena habitat aslinya yang sudah rusak dan membuat satwa dilindungi itu kesulitan mencari makan.