Penting bagi siswa pelajari tentang media sosial, kata DPRD Kotim

id DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur,rimbun,sampit,media sosial ,kurikulum,pendidikan,edukasi

Penting bagi siswa pelajari tentang media sosial, kata DPRD Kotim

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Rimbun. (Foto Antara Kalteng/Untung Setiawan)

Saya melihat perlu adanya sebuah pendidikan atau edukasi khusus kepada anak sekolah dalam bermedia sosial ...
Sampit (ANTARA) - Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Rimbun menilai pemerintah perlu membuat jam pelajaran di sekolah yang di dalamnya memberikan edukasi penggunaan media sosial terhadap siswa.

“Saya melihat perlu adanya sebuah pendidikan atau edukasi khusus kepada anak sekolah dalam bermedia sosial sebagai bagian dari kehidupan saat ini,“ katanya di Sampit, Kamis.

Perkembangan teknologi tidak dapat dihindari. Perkembangan tersebut seakan sudah menjadi kebutuhan semua kalangan masyarakat.

Untuk mencegah terjadinya berbagai macam tindak kejahatan melalui media sosial, orang tua dan guru perlu memberikan pelajaran serta penjelasan kepada anak-anak, khususnya mereka yang masih di bawah umur.

Pelajaran penggunaan media sosial yang bijak hendaknya bisa dimasukkan ke dalam kurikulum. Tujuannya adalah untuk memberikan wawasan dan pengetahuan terhadap siswa.

"Penggunaan media sosial saat ini sangat rawan dan rentan berurusan dengan hukum. Untuk itu penggunanya harus bijak," terangnya.

Dalam satu dekade terakhir, media sosial telah menjadi sarana yang begitu populer. Media sosial digunakan untuk berbagai macam keperluan, mulai dari sarana komunikasi, promosi, mencari informasi tertentu, termasuk penyalahgunaan untuk hal-hal yang identik dengan kejahatan.

Menurutnya, tak jarang ada anak yang belajar melalui media sosial hingga akhirnya disalahgunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan aturan. Hal itulah yang harus diantisipasi mulai sekarang.

Harusnya pelajar mulai dikenalkan terhadap apa saja yang dilarang dan diperbolehkan dalam bermedia sosial. Dengan begitu ketika mereka terjun ke masyarakat, bisa memilah dan memberikan pemahaman yang baik terhadap lingkungannya.

“Jangan sampai mereka menyalahgunakan perkembangan teknologi dan informasi, sebab konflik bisa berawal dari penggunaan media sosial yang tidak bijak dan cenderung merusak," ucapnya