Curtois nyatakan dirinya diperlakukan tidak adil di Spanyol

id Thibaut Courtois,Kiper Real Madrid Thibaut Courtois,Curtois nyatakan dirinya diperlakukan tidak adil di Spanyol

Curtois nyatakan dirinya diperlakukan tidak adil di Spanyol

Ekspresi penjaga gawang Real Madrid, Thibaut Courtois, dalam laga lanjutan Liga Spanyol melawan Atletico Madrid di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol, Sabtu (29/9/2018) setempat. (twitter.com/LaLigaEN)

Jakarta (ANTARA) - Kiper Real Madrid Thibaut Courtois menyatakan dirinya mendapat perlakuan tidak adil di Spanyol pada musim pertama yang sulit di klub dan setelah adanya blunder memalukan saat pertandingan kualifikasi Euro 2020 Belgia melawan Rusia pada Kamis lalu, demikian dikutip dari Reuters, Sabtu.

Sebuah dribble yang tidak diperhitungkan dengan baik oleh Courtois mengakibatkan terciptanya gol mudah oleh Denis Cheryshev untuk menyamakan kedudukan bagi Rusia dalam pertandingan kualifikasi Euro 2020. Namun Belgia kemudian menang 3-1.

Kesalahan itu menutup satu minggu yang sulit bagi sang kiper, yang digantikan oleh pelatih Zinedine Zidane dengan Keylor Navas saat pertandingan Real Madrid melawan Celta Vigo pada Sabtu silam.

Courtois menjalani debutnya yang sulit di Madrid sejak dihadirkan dari Chelsea dan dia merasa telah diperlakukan dengan kasar di Spanyol karena perannya dalam tim diabaikan, sehingga membuat mereka tanpa peluang yang realistis untuk memenangkan trofi.

"Saya masih menganggap diri saya salah satu yang terbaik di dunia, meskipun pers Spanyol ingin membunuh saya," kata Courtois kepada media Belgia.

"Saya merasa kuat, saya tenang, bermain dengan baik dan berlatih dengan baik."

Courtois juga mengabaikan kesalahannya terhadap Rusia.

"Saya tidak memiliki kekuatan untuk menghalaunya. Saya membuat sedikit kesalahan, tapi itulah kehidupan seorang penjaga gawang. Setelah itu, saya tenang dan memainkan peran saya."

Pemain depan Belgia Eden Hazard, yang mencetak dua gol saat melawan Rusia setelah kesalahan Courtois, mencoba meredakan ketegangan setelah pertandingan dengan bercanda tentang blunder rekan setimnya itu.

"Dia menonton banyak video aksi saya dan kemudian mencoba untuk meniru. Masalahnya dia jauh lebih tinggi dari saya, jadi itu tidak mudah," kata Hazard.