IFI Kalteng gelar Mukerda di Palangka Raya

id Ikatan fisioterapi indonesia,Ifi kalteng,Mustawarah kerja daerah,Rumah sakit,Fisioterapis,Tenaga kesehatan

IFI Kalteng gelar Mukerda di Palangka Raya

IFI Kalteng saat menggelar workshop, mukerda dan pengambilan sumpah profesi fisioterapi yang dilaksanakan di Palangka Raya, Minggu, (7/4/19). (Foto Antara Kalteng/Adi Wibowo)

Palangka Raya (ANTARA) - Pengurus Daerah Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) Kalimantan Tengah, menggelar musyawarah kerja daerah (Mukerda) sekaligus workshop dan pengambilan sumpah profesi fisioterapi yang diikuti sebanyak 44 peserta dari seluruh kabupaten/kota.

"Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan informasi keilmuan tentang fisioterafi, legalitas serta hal lainnya yang berkepentingan di wilayah setempat," kata Ketua Pengurus Daerah IFI Kalteng Dyno Aryo Christanto di Palangka Raya, Minggu.

Fisioterapi merupakan proses rehabilitasi kepada seseorang agar terhindar dari cacat fisik, melalui rangkaian pencegahan, diagnosis serta penanganan terhadap gangguan fisik pada tubuh akibat cedera atau penyakit.

Dyno mengatakan, sebenarnya pemilik ilmu fisioterapi di Kalteng berjumlah 52 orang, hanya saja beberapa orang lainnya tidak bisa hadir karena adanya kesibukan lain di luar jadwal yang sudah pihaknya tentukan.

Kegiatan tersebut merupakan agenda tahunan yang wajib dilaksanakan, sembari memberikan informasi mengenai hal-hal baru yang berkaitan dengan fisioterapi.

Sekitar 75 persen peserta sudah bekerja, ada yang membuka praktik fisioterapi secara mandiri dan ada juga yang menjadi aparatur sipil negara (ASN) di rumah sakit bertipe C dan B.

"Bagi mereka yang membuka praktik fisioterapi secara mandiri, sudah jelas memiliki legalitas yang diterbitkan pihak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan pemerintah daerah setempat," ucapnya.

Sementara itu, jumlah tenaga fisioterapis di Kalteng masih mengalami kekurangan. Bahkan di setiap rumah sakit yang ada di daerah setempat, jumlahnya rata-rata hanya mencapai delapan hingga sepuluh orang saja.

Jumlah tersebut sudah termasuk mereka yang bekerja di rumah sakit swasta maupun milik pemerintah daerah. Untuk itu kedepan, diharapkan tenaga fisioterapis di Kalteng meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara maksimal.

"Jika jumlah fisioterapis yang ada di Kalteng memadai, tentu kebutuhan masyarakat dapat terlayani sepenuhnya tanpa ada yang harus pergi ke luar daerah," paparnya.