Jangan ada lagi narasi provokatif terkait hasil Pilpres

id narasi provokatif ,Jangan ada lagi narasi provokatif terkait hasil Pilpres

Jangan ada lagi narasi provokatif terkait hasil Pilpres

Petugas KPPS beserta saksi di TPS 192 Lapas Pondok Bambu menandatanganinya formulir C1 usai perhitungan suara yang sempat diulang karena ada perolehan suara seri di Lapas Pondok Bambu, Jakarta Timur, Rabu (17/4/2019). (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Kupang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Mikhael Bataona, MA mengharapkan, jangan lagi ada narasi-narasi profokatif yang justru mengaduk-aduk emosi masyarakat, untuk tidak menerima hasil penghitungan cepat Pilpres 2019.

"Hasil penghitungan cepat Pilpres 2019 yang dilakukan lembaga-lembaga survei kredibel adalah produk ilmu pengetahuan ini, yang adalah anak kandung demokrasi," kata Mikhael Bataona kepada Antara di Kupang, Kamis.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan hasil Pilpres 2019 dan respon kedua pasangan calon terhadap hasil penghitungan cepat yang diumumkan lembaga-lembaga survei.

Menurut dia, dengan melihat secara nyata bahwa Jokowi-Amin unggul jauh dengan selisih hampir satu digit dari Prabowo-Sandi dalam hampir semua hasil penghitungan cepat lembaga-lembaga survei kredibel, maka sudah seharusnya semua elit di kedua kubu 'calling down' dan menyejukan suasana.

Karena itu, dia mengharapkan agar jangan lagi ada narasi-narasi provokatif yang justru mengaduk-aduk emosi masyarakat untuk tidak menerima hasil survei yang adalah produk ilmu pengetahuan ini.

Menurut dia, jika di zaman seperti ini, masih ada yang meragukan produk ilmiah yang adalah anak kandung demokrasi moderen itu sendiri, maka itu tidak rasional.

Hal yang juga perlu dihindari saat ini adalah, jangan lagi ada yang menempatkan diri sebagai pihak yang dizalimi atau menuduh dicurangi, katanya.

Dia mengatakan, sikap tersebut sesungguhnya hanya sekadar menempatkan diri sebagai korban (playing victim) untuk mendapat simpati, dan memprofokasi masyarakat yang sebenarnya sejak Rabu, (17/4) petang sudah menerima hasil Pilpres ini.

Artinya, jangan sampai hasil Pilpres yang sudah sangat jelas dan kredibel ini, karena hampir semua lembaga survei memaparkan hasilnya secara terbuka, dikotori oleh sandiwara baru, kata pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unwira itu.

"Jangan sampai juga masyarakat menertawakan elit-elitnya yang sengaja buta, meskipun di belakang sana sebenarnya sudah tahu bahwa hasil tersebut benar, sambil menunggu hasil 'real count' dari KPU," katanya Bataona.

"Inilah momentum untuk membersihkan Politik negeri ini dari stigma sebagai panggung yang penuh dengan aneka sandiwara. Siapapun yang menang, rakyatlah yang menang. Karena kita semua adalah NKRI," katanya menambahkan.