REI libatkan koperasi untuk pembiayaan rumah sederhana

id REI,pembiayaan rumah sederhana,REI libatkan koperasi untuk pembiayaan rumah sederhana

REI libatkan koperasi untuk pembiayaan rumah sederhana

Ketua REI Soloraya Anthony Abadi Hendro Prasetyo saat memberikan keterangan kepada wartawan (Foto Aris Wasita)

Solo (ANTARA) - Real Estat Indonesia (REI) Soloraya akan melibatkan koperasi untuk pembiayaan rumah sederhana dengan pangsa pasar pekerja berpendapatan tidak tetap.

"Program 1 juta rumah yang dicanangkan oleh Presiden ini kan bukan hanya untuk ASN, TNI, dan Polri tetapi juga seluruh lapisan masyarakat berpendapatan rendah," kata Ketua REI Soloraya Anthony Abadi Hendro Prasetyo di Solo, Jawa Tengah, Selasa.

Ia mengatakan bahwa beberapa contoh pekerja berpendapatan tidak tetap di antaranya petugas parkir, pekerja seni, dan penjual makanan. Menurut dia, selama ini pangsa pasar tersebut sering kesulitan mengakses fasilitas kredit perbankan mengingat sifatnya yang tidak "bankable".

"Agar program ini berjalan dengan baik, kami bekerja sama dengan koperasi atau lembaga pembiayaan nonbank supaya bisa meng'collect' (mengumpulkan, red) angsuran mereka untuk kemudian bisa diteruskan ke bank pelaksana KPR," katanya.

Ia mengatakan agar bisa mengakses rumah sederhana tersebut syaratnya sama dengan nasabah lain, salah satunya pekerja berpendapatan tidak tetap berpenghasilan maksimal Rp4 juta/bulan.

"Perhitungannya mereka bisa menyisihkan uang sekitar Rp25.000-30.000/hari. Untuk selanjutnya itu yang ditarik oleh koperasi," katanya.

Ia mengatakan jangka waktu kredit untuk rumah sederhana tersebut sekitar 5-20 tahun dengan angsuran Rp800.000-900.000/bulan. Sedangkan uang muka sebesar 5 persen dan bunga kredit sebesar 5 persen selama masa kredit.

Sementara itu, dikatakannya, untuk tipe rumahnya bervariasi namun tetap sesuai dengan aturan yang berlaku, yaitu luas tanah tidak boleh lebih dari 90 m2 dan luas bangunan tidak boleh lebih dari 36 m2.

Terkait dengan lokasi pembangunan rumah sederhana, dikatakannya, masih cukup luas di antaranya Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, dan Sragen.

"Kalau melihat potensi pasar ini juga masih cukup besar, secara keseluruhan angka 'backlog' rumah sederhana di Soloraya masih di kisaran 40.000 unit," katanya.