Festival Maneser Tatu Hiang perkuat promosi pariwisata Kalteng

id Festival Maneser Tatu Hiang perkuat promosi pariwisata Kalteng,Disbudpar,Kalimantan Tengah,Guntur Talajan,Dayak,Budaya ,Pariwisata

Festival Maneser Tatu Hiang perkuat promosi pariwisata Kalteng

Kepala Disbudpar Kalteng Guntur Talajan (tujuh dari kiri) menabuh katambung bersama dewan juri serta panitia menandai dibukanya Festival Maneser Tatu Hiang III di Palangka Raya, Rabu (1/5/2019) malam. (Foto Antara Kalteng/Adi Wibowo)

Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kalimantan Tengah berencana memasukkan kegiatan Festival Maneser Tatu Hiang (MTH) ke agenda pariwisata nasional untuk memperkenalkan kesenian budaya Suku Dayak dan memperkuat promosi wisata setempat.

"Kegiatan MTH ini rencananya akan kami masukkan dalam agenda nasional, dengan tujuan agar wisatawan asing dan lokal bisa menyaksikan kebudayaan di Provinsi Kalimantan Tengah," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah Guntur Talajan di Palangka Raya, Kamis. 

Guntur mengatakan, Festival MTH yang menceritakan sejarah nenek moyang Suku Dayak di Kalteng melalui seni budaya, tentunya juga menambah pendapatan asli daerah dengan memanfaatkan kunjungan wisatawan lokal dan internasional datang untuk menyaksikan seni budaya Dayak di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila.

Tidak hanya itu, kegiatan seperti itu juga akan membuat perputaran uang di daerah setempat menjadi meningkat. Sebab, peserta festival tersebut, selain dari 13 kabupaten satu kota di Kalteng, juga ada peserta dari luar pulau Kalimantan yang ikut berpartisipasi. 

"Banyak keuntungan yang didapat dari kegiatan seperti ini, bahkan perputaran uang sudah tentu akan meningkat karena banyak pemilik sanggar yang berjualan baju serta pernak pernik khas Dayak kepada pengunjung yang menyaksikan festival yang terpusat di Rumah Betang Eka Hapakat di Jalan RTA Milono Km 4 Kota Palangka Raya," ucapnya.

Festival MTH yang ketigakalinya yang berpusat di Palangka Raya sangat antusias diikuti oleh ratusan peserta. Mereka berjuang untuk memperebutkan tropi bergilir yang sudah disediakan panitia. 

Selain tropi bergilir, panitia juga menyediakan hadiah uang ratusan juta rupiah. Peserta berusaha tampil maksimal dan memukau para juri yang sengaja didatangkan dari Solo, Provinsi Jawa Tengah.

"Saya sangat salut dengan kreativitas anak-anak sanggar di daerah kita. Semoga kegiatan seperti ini terus berkembang dan setiap tahunnya dapat terlaksana sehingga seni kebudayaan Suku Dayak di Kalteng akan terus dikenal oleh khalayak banyak," bebernya.  
 
Di lokasi yang sama, pemilik Sanggar Seni dan Budaya Riak Renteng Tingang Hadi Saputra menambahkan, bahwa event seperti ini adalah wujud nyata pihaknya untuk menjaga, melestarikan serta mengembangkan budaya daerahnya agar tidak tergerus kemajuan zaman seperti saat ini.  

"Semoga dengan apa yang sudah kami perbuat ini, anak muda di Kalteng juga ikut melestarikan budaya Dayak. Karena zaman sekarang banyak anak muda sudah mengikuti budaya luar, khawatirnya mereka tidak mengetahui sejarah yang ada di daerahnya tingal apabila hal ini tidak di ingatkan," demikian Hadi.