Pochettino jadi sorotan, Hotspur ke final Liga Champions untuk pertama dalam sejarah

id Mauricio Pochettino , Tottenham Hotspur,Hotspur ke final Liga Champions untuk pertama dalam sejarah

Pochettino jadi sorotan, Hotspur ke final Liga Champions untuk pertama dalam sejarah

Pelatih Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino. (Action Images via Reuters/Matthew Childs)

Jakarta (ANTARA) - Mauricio Pochettino yang tengah dalam sorotan karena meski melawan logika sepakbola modern sukses memimpin Tottenham Hotspur ke final Liga Champions untuk pertama dalam sejarah, memperingatkan manajemen klub bahwa keruntuhan akan datang jika tidak segera membuat rencana baru.

Pelatih berusia 47 tahun itu bahkan memberi isyarat kuat bahwa final bulan depan melawan Liverpool di Madrid, dapat mengakhiri keberadaan yang mengesankan di Spurs di mana ia telah mengantar klub bertengger di empat besar Liga Premier serta menempatkannya sebagai salah satu pelatih top dunia.

Sampai saat ini, Tottenham belum mendatangkan satu pemain pun di bursa transfer sementara pesaing terdekat seperti Manchester City, Liverpool, Chelsea, Arsenal dan Manchester United semuanya telah berinvestasi dalam jumlah besar dalam memperkuat pasukan mereka.

Pochettino, yang baru menjalani satu tahun dari kontrak lima tahun, berbicara tentang kebanggaannya bisa menjaga Tottenham terus bergerak maju di saat klub berusaha menyeimbangkan kondisi finansial saat membangun stadion 62.000 tempat duduk yang akhirnya selesai bulan lalu.

Pada sesi jumpa pers, Jumat, saat Spurs masih dalam eforia luar biasa setelah kemenangan 3-2 atas tuan rumah Ajax dan membuat penggemar Spurs berpesta dalam suka cita, Pochettino menegaskan bahwa ia sudah bosan dengan sebutan underdog yang selalu disematkan kepada Tottenham.

Ditanya apakah dia mempertimbangkan untuk meninggalkan Spurs, Pochettino memberikan jawaban yang bisa menimbulkan banyak interpretasi.

"Saya terbuka untuk segalanya. Yang saya tidak berbuka adalah bila memulai babak baru tanpa rencana atau ide yang jelas," kata Pochettino.

"Jika kita masih percaya menjalan cara yang sama seperti lima tahun terakhir dan lolos setiap tahun ke Liga Champions, berada di empat besar dan bisa bersaing dengan klub papan atas seperti Liverpool, Manchester City atau Manchester United, alangkah naifnya pikiran itu."

Ketika Pochettino bergabung dengan Spurs setelah sebelumnya menangani Southampton, target jangka pendeknya adalah berusaha bertengger di empat besar atau bisa memboyong trofi Liga Champions ke stadion mereka yang baru.

Pochettino mengatakan dalam sebuah wawancara di harian Spanyol El Pais pekan ini bahwa dia menolak tawaran dari Real Madrid untuk bergabung pada musim panas lalu karena ia telah menyetujui kesepakatan baru dengan Tottenham.

Pochettino menegaskan dia mencintai pekerjaannya di Tottenham tetapi penggemar akan berharap bahwa ketika dia duduk dengan ketua klub Daniel Levy setelah final Liga Champions, dia akan mendengar tentang apa yang ingin dia dengar.

"Saya suka berada di sini setiap hari. Upaya kami sangat besar dan tentu saja motivasi saya untuk berada di sini dan bekerja keras, untuk berusaha mencapai semua yang ingin dicapai klub,"

"Masalahnya adalah, saya ingin tahu apa yang kita perjuangkan dan alat yang kita miliki untuk mencapai apa yang kita rencanakan. Itulah yang paling penting," katanya menambahkan," katanya menegaskan.