Harga sembako di Sampit stabil

id Harga sembako di Sampit stabil,Ramadhan,Sembako,Harga,Dinas perdagangan,Kotim,Kotawaringin Timur,Redy Setiawan,Sampit

Harga sembako di Sampit stabil

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kotawaringin Timur Redy Setiawan memantau harga kebutuhan di Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit, Kamis (16/5/2019). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (ANTARA) - Memasuki pekan kedua bulan suci Ramadhan 1440 Hijriah, harga sembako di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah relatif stabil, bahkan ada beberapa komoditas yang harganya turun.

"Minggu ini harga cukup stabil. Hanya ada beberapa yang masih tinggi, tapi ada pula yang harganya justru turun. Kondisi harga sangat tergantung dengan pasokan," kata Hj Maria, pedagang di Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit, Kamis.

Maria mengakui, ada beberapa jenis barang yang harganya masih tinggi, bahkan naik. Seperti melinjo naik dari Rp80.000 menjadi Rp95.000 /kg. Harga kacang juga masih tinggi, seperti kacang putih Rp40.000/kg dan kacang tanah Rp25.000 /kg.

Sementara itu, harga gula pasir saat ini bertahan Rp13.000 /kg. Pedagang mendapat pasokan dari Bulog namun dengan jumlah yang dibatasi dengan alasan pemerataan pasokan.

Harga bawang merah justru turun dari Rp40.000 menjadi Rp35.000 /kg, sedangkan bawang putih bertahan Rp40.000 /kg. Fluktuasi harga bawang sangat tergantung kelancaran pasokan dan stok karena permintaan selama Ramadhan ini biasanya memang meningkat.

"Barang lain yang naik yaitu kopi kemasan. Seperti Kopi Kapten naik dari Rp5000 menjadi Rp7000 per bungkus. Pembeliannya dibatasi padahal permintaan meningkat, makanya harga naik," sambung Maria.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kotawaringin Timur Redy Setiawan mengatakan, fluktuasi harga kebutuhan menjadi perhatian serius. Pihaknya ingin mencegah agar kenaikan tinggi harga kebutuhan pokok yang sering terjadi selama Ramadhan, kali ini bisa dicegah dan dikendalikan.

"Kami bersyukur hingga saat ini harga kebutuhan pokok cukup stabil. Kami terus memantau fluktuasi harga dan pasokan barang agar tidak terjadi kenaikan harga secara signifikan," kata Redy.

Redy mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Bulog untuk bersama-sama memantau dalam rangka pengendalian harga kebutuhan pokok. Pihaknya juga berkoordinasi dengan pedagang besar terkait kelancaran distribusi dan stok barang sehingga bisa diantisipasi agar kelangkaan tidak sampai terjadi.

Keberadaan pasar penyeimbang yang dibuka pemerintah daerah bekerjasama dengan Bulog Sub Divisi Regional Sampit sejak bulan lalu, dirasakan sangat membantu. Masyarakat sangat antusias karena harga sembako yang dijual di pasar penyeimbang cukup terjangkau sehingga mampu mengurangi beban masyarakat.

Keberadaan pasar penyeimbang juga membawa dampak terhadap harga kebutuhan pokok di pasaran. Dengan stok barang yang terjamin maka warga pasti beralih berbelanja di pasar penyeimbang ketika harga barang di pasaran.

"Keberadaan pasar penyeimbang itu kan memang untuk membantu masyarakat. Harganya terjangkau karena tujuannya memang bukan untuk mencari untung. Pasar penyeimbang ini untuk mengimbangi agar harga di pasaran tidak naik tinggi," demikian Redy.